BATU – Pemkot Batu menggelar tasyakuran satu tahun menempati Balai Kota Among Tani, di Graha Pancasila, Rabu (4/1/2017).
Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko mengatakan Balai Kota Among Tani beserta fasilitasnya telah menghabiskan dana sekitar Rp 300 miliar.
Bangunan itu menjadi kebanggaan tersendiri. Dia menyebut bangunan itu menjadi gedung termegah dan terbesar tingkat kota di Indonesia.
Menurut ER, sapaan akrabnya, Balai Kota Among Tani dibangun dari uang rakyat. “Gedung ini milik rakyat, untuk digunakan dan dimanfaatkan bersama rakyat. Ini suatu kebanggaan bagi rakyat Kota Batu,” kata Eddy Rumpoko.
Awalnya kantor terpadu tersebut akan dibangun di Oro-oro Ombo atau di kawasan yang sekarang untuk Jatim Park 2. Sedangkan lahan yang sekarang menjadi Balai Kota Among Tani sempat ditawarkan kepada pihak swasta untuk dibangun hotel atau tempat wisata.
Namun, melihat kondisi Kota Batu yang saat itu belum berkembang, banyak pihak belum percaya dan berminat menanamkan investasi. Di antaranya sempat ditawarkan untuk Trans Studio, Grup Ciputra, dan Jatim Park 2.
“Mereka kurang berminat sehingga digunakan untuk gedung perkantoran terpadu. Kami tidak terbayangkan bisa membangun kantor terpadu dan sebagus seperti ini,” ujar ER.
Kader PDI Perjuangan ini berharap, gedung semegah Balai Kota Among Tani itu dapat menghadirkan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Program yang dihasilkan harus dapat dirasakan masyarakat,” tegasnya.
Dia juga berharap, Balai Kota Among Tani tidak sekadar bangunan gedung yang megah, tetapi juga penting nantinya semua aparatur bisa bekerja, bertugas sesuai tanggung jawabnya.
ER juga mengajak semua aparatur dapat bekerjasama dan bekerja secara kompak dalam percepatan pembangunan dan program ke masyarakat.
“Jangan hanya jabatan diprioritaskan. Saya harapkan semua kompak dan menyelesaikan tugasnya,” harap dia. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS