MOJOKERTO – Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarra tampak antusias saat melihat lokasi Agro Edukasi MSP di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Karangdiyeng, Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Selasa (15/3/2022).
Usai mengikuti pembukaan Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian, di area Agro Edukasi MSP, Gus Barra, demikian sapaan lekatnya, melihat lebih dekat sarana pendukung pusat pendidikan pertanian terpadu berbasis sampah tersebut.
Di antaranya, kolam lele, dan lokasi budidaya maggot, atau larva lalat Black Soldier Fly. Tak hanya melihat, Wabup yang juga putra sulung KH Asep Saifuddin Chalim, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto ini juga menanyakan secara detil, seperti soal budidaya maggot kepada petugas Agro Edukasi MSP yang mendampinginya.
“Program di Agro Edukasi MSP ini sungguh luar biasa. Melalui proses pengolahan sampah yang digalakkan di sini, akan mampu mengurangi permasalahan sampah di Kabupaten Mojokerto dengan cukup signifikan,” ucap Gus Barra.
Baca juga: Mindo: Agro Edukasi MSP Target Besarnya Bantu Pemkab Mojokerto Atasi Masalah Sampah
Keberhasilan program pengolahan sampah di dekat TPA Karangdiyeng itu tak hanya soal sampah organik, namun saat ini juga menyasar sampah anorganik.
Sampah organik diolah menjadi pakan maggot sebagai bahan pangan berprotein tinggi. Sementara sampah anorganik seperti yang berbahan plastik dijadikan sebagai bahan baku paving ataupun genteng.
“DI tempat ini, sesuatu yang sudah tidak bernilai, bisa diolah menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat dan memiliki daya guna yang luar biasa,” jelasnya.
Karena itu, dia tak menghiraukan panasnya sinar matahari dan bau sampah yang masih menyengat. Jalan berlumpur setelah sehari sebelumnya diguyur hujan disusurinya karena tidak ingin melewatkan kesempatan untuk melihat proses pendayagunaan limbah yang sudah tidak berguna di wilayah kepemimpinannya.
Gus Barra mendatangi setiap sudut pengolahan sampah, hingga budidaya ternak lele yang sudah dikembangkan sejak 3 bulan lalu.
“TPA yang awalnya merupakan lingkungan kotor, kini bisa menjadi tempat yang bersih. Bahkan sampah plastik yang sudah menjadi permasalahan susah terurai sejak dulu, kini sudah bisa teratasi mulai dari sini,” terangnya.
Usai menyusuri tiap sudut, Gus Barra melihat peluang besar bahwa Kabupaten Mojokerto dapat menjadi daerah mandiri dalam mengatasi persoalan kelangkaan pupuk secara mandiri.
“Hebatnya, hasil dari pengolahan sampah di sini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Sehingga dapat meminimalisir terjadinya kelangkaan pupuk yang kerap terjadi,” ucap Gus Barra.
Untuk itu, sebutnya, Pemkab Mojokerto siap mendukung program yang telah dilakukan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Mindo Sianipar.
Dia memastikan bahwa akan berkoordinasi dengan berbagai dinas terkait, serta bersama Mindo untuk merancang langkah taktis ke depannya demi mengembangkan Agro Edukasi MSP.
“Hari ini kita masih berbicara soal rencana, namun untuk langkah taktis, secepatnya akan kita bahas. Apa yang bisa kita bantu maka akan kami berikan, karena ini memang sangat bagus untuk menjadikan Kabupaten Mojokerto sebagai daerah percontohan yang berhasil mengelola limbah sampah secara mandiri,” terangnya.
Dia pun menyampaikan terima kasih atas kepedulian dan bantuan dari Mindo Sianipar di Kabupaten Mojokerto terkait pengelolaan sampah dan lingkungan.
Pembukaan Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian bekerja sama dengan Kementerian Pertanian ini juga dihadiri anggota DPRD Jatim sekaligus Plh Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto SW Nugroho, dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Setia Puji Lestari. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS