KABUPATEN PASURUAN – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi memandang perlu bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan untuk membentuk BUMD bidang Pertanian.
Peran BUMD ini diharapkan sebagai jaring pengaman untuk menampung hasil pertanian ketika harga pasar jeblok, serta berperan untuk penetrasi agar produk lokal pertanian bisa masif terdistribusi ke pasar.
“Usulan BUMD Pertanian ini merupakan respon atas kerapnya keluhan yang disampaikan para petani dalam beberapa tahun terakhir,” jelas Andri Wahyudi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pasuruan saat berdialog dengan petani Apel Nongkojajar, Sabtu (12/2/2022).
Selain hasil pertanian yang harganya terus merosot, juga menyangkut ketersediaan pupuk subsidi pada saat dibutuhkan.
“Biaya operasional pertanian cenderung meningkat, namun harga jualnya terus menurun. Petani menjadi merugi. Keberadaan BUMD Pertanian akan menjadi alternatif solusi menjaga stabilitas harga komoditas pertanian,” lanjutnya.
BUMD Pertanian nantinya juga bisa berfungsi lain. Seperti mendistribusikan hasil pertanian kepada ASN Pemkab Pasuruan.
Jadi, ASN diwajibkan untuk membeli 1-2 Kg hasil pertanian yang telah dihimpun BUMD pada saat harga jeblok.
“Keseimbangan suplay dan demand ini yang akan menjaga stabilitas harga,” tandasnya.
Petani apel asal Nongkojajar, Sukron, mengaku, di masa pamdemi Covid-19 harga jual apel terus merosot. Dari yang semula Rp 8.000 per Kg, saat ini berada pada harga Rp 4.000 per Kg.
Rendahnya harga jual apel ini tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan para petani. Menurutnya, pola perawatan tanaman apel harus dilakukan secara teratur.
Minimnya penggunaan pupuk dan pestisida karena mahalnya harga, akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas buah yang dihasilkan.
Atas problematika itu, Andri pun dititipi usulan agar Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan kepada pemerintah pusat agar membatasi impor apel dari luar negeri. Sehingga stabilitas harga buah apel lokal tetap terjaga.
“Rendahnya harga jual di pasaran, lambat laun akan mempengaruhi kelangsungan hidup para petani. Luasan lahan pertanian juga akan semakin berkurang,” Tukas Sukron, yang merupakan Sekretaris Gapoktan Apel Nongkojajar. (moc/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS