Pidato berisi seruan membangun dunia kembali berdasarkan Pancasila.
TIGA sertifikat Memory Of The World (MoW, ingatan kolektif dunia) diserahkan pihak United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) kepada Kementerian Luar Negeri RI di Gedung Kemenlu, Pejambon, Jakarta, Senin (3/7/2023).
Website resmi Kementerian Luar Negeri RI menjelaskan, ada tiga arsip dokumenter Indonesia yang bernilai sejarah tinggi yang ditetapkan sebagai MoW. Yakni Pidato Sukarno ‘To Build the World Anew’, Pertemuan Pertama Gerakan Non-Blok, dan Hikayat Aceh.
Ketiga dokumen ditetapkan sebagai Ingatan Kolektif Dunia pada Sidang Dewan Eksekutif ke-216 UNESCO di Paris pada tanggal 10-14 Mei 2023.
“Perlu diingat juga bahwa penetapan ini bukan merupakan tujuan akhir, melainkan bagian dari langkah bersama untuk menjaga nilai sejarah kita hingga generasi-generasi yang akan datang.”
“Semoga penetapan ini menjadi keberlanjutan pengakuan UNESCO atas hal penting lainnya di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.
Membangun Dunia Kembali
Pidato berjudul ”To Build the World Anew” itu dibacakan Bung Karno dalam Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada 30 September 1960.
Pidato itu betul-betul “mengguncang” forum dunia yang dihadiri berbagai pemimpin negara dari berbagai benua. Mereka beranjak dari tempat duduk masing-masing.
“Beliau (Sukarno) mendapatkan Standing ovation. Tepuk tangan sembari berdiri itu tanda kehormatan yang luar biasa” cerita Megawati perihal pidato Bung Karno tersebut di hadapan ratusan ribu kader PDI Perjuangan dalam peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/6/2023).
Terpisah, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah menilai, penetapan oleh pihak UNESCO sudah semestinya. Sebab pidato tersebut kaliber dunia. Pemikiran dan nilai-nilai yang terkandung sangat universal.
Pria yang juga Ketua Bidang Luar Negeri DPP PDI Perjuangan ini menjelaskan, Bung Karno dalam pidatonya mencetuskan manifesto intelektual, politik dan ideologi yang bersifat internasional, bahwa dunia harus dibangun kembali.
“Pembangunan dunia kembali disebabkan oleh bangkitnya kemerdekaan di negara Asia-Afrika, sebagai perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme,” kata Basarah.
Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Sukarno 1 Juni 1945, Lahirnya Pancasila
Lanjut Basarah, pada forum itu Bung Karno tak sekadar menjelaskan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Lebih dari itu, “Ajakan Bung Karno untuk membangun dunia kembali didasarkan pada Pancasila.”
“Bung Karno membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya bersifat nasional keindonesiaan, tetapi universal dan internasional,” kata Basarah. (hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS