SEKJEN DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, Pemilu 2014 bukan semata memilih partai politik (arpol) dan pemimpin nasional yang dilaksanakan secara periodik selama 5 tahunan. Tapi sebagai alat untuk menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi di dalam menentukan arah dan perjalanan bangsa.
Menurut Tjahjo Kumolo, seluruh masyarakat Indonesia, khususnya parpol berharap Pemilu 2014 dilaksanakan lebih demokratis, fair dan lebih adil, dalam arti tidak ada kecurangan. “Pemilu 2014 adalah kunci transisi kepemimpinan nasional secara damai,” kata Tjahjo Kumolo, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/2).
Tjahjo mengungkapkan, indikasi adanya penggunaan segala upaya menggunakan KPU dan aparatur negara untuk tidak netral akan membuat negara berhadapan dengan kekuatan pro demokrasi. Juga akan menciptakan risiko politik yang sangat besar.
Atas dasar hal itulah, kata Tjahjo, maka pemerintah diharapkan dapat menggunakan momentum tersebut untuk menjadikan Pemilu 2014 sebagai pemilu yang paling demokratis. Berbagai persoalan terkait dengan DPT, penyadapan, dan mobilisasi oknum aparat intelijen, tambah Tjahjo, harus dihentikan.
Dia juga mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia menempatkan 2014 sebagai tahun penentuan dan tahun politik agar bangsa ini kembali berdaulat, mandiri dalam pangan, energi, dan peri-kehidupan yang layak bagi rakyat, serta mampu menjadi pelita bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
“Begitu strategisnya tahun 2014 maka PDI Perjuangan selain berjuang untuk memenangkan Pemilu 2014. Pada saat bersamaan juga menyiapkan agenda pemerintahan ke depan dan sekaligus menyiapkan arsitektur kabinet pemerintahan, manakala PDI Perjuangan dipercaya rakyat untuk memimpin bangsa dan negara,” kata anggota Komisi I DPR RI tersebut.
Seluruh konsepsi pemerintahan tersebut, imbuh Tjahjo, menempatkan rakyat sebagai kekuatan utama perekonomian nasional ke depan. Sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi kebangkitan Indonesia pada 2045. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS