MALANG – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Andreas Eddy Susetyo menyerahkan santunan kepada keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan, kemarin.
Legislator DPR dapil Malang Raya ini menggandeng PAC – PAC PDI Perjuangan setempat agar bisa menyerahkan santunan tersebut kepada yang berhak.
Dia menyampaikan duka mendalam atas tragedi kemanusiaan yang menimpa ratusan keluarga suporter Arema FC yang sebagian besar masyarakat Malang Raya.
Menurutnya, kesedihan dan penyesalan dirasakan tidak hanya oleh para keluarga para korban yang meninggal, tapi juga seluruh rakyat Indonesia bahkan dunia internasional.
“Untuk itu kita bergerak bersama memberi santunan, agar luka dan duka para keluarga korban jiwa itu segera pulih,” ujar Andreas Eddy Susetyo, di sela penyerahan bantuan di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Apa yang dia lakukan ini, sebutnya, sesuai dengan garis perjuangan yang terus menerus diajarkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Yakni setiap kader banteng wajib untuk dekat dengan rakyat baik dalam suasana suka maupun duka.
“Bantuan gotong royong ini janganlah dilihat dari nilainya, tapi ini merupakan bentuk empati dan simpati bahwa kita bagian dari rakyat di suasana apapun,” imbuhnya.
Sembari menenangkan hati keluarga korban, Andreas memaparkan bahwa Presiden Joko Widodo menaruh perhatian khusus atas tragedi Kanjuruhan. Salah satu langkahnya adalah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang diketuai Menko Polhukam Mahfud MD.
“Presiden juga memerintahkan menteri terkait dan Kapolri bergerak turun langsung ke Malang, TGIPF diberikan waktu sebulan harus sudah ada kesimpulan,” jelas Andreas.
Oleh sebab itu, dia mengajak seluruh masyarakat terutama Aremania untuk bersabar menunggu hasil kerja TGIPF. Juga untuk tidak berspekulasi dengan hal-hal yang justru akan membuat suasana menjadi semakin rumit.
“Informasi di media sosial sangat banyak dan tidak semua benar. Kita jangan termakan informasi hoax. Cari sumber-sumber resmi informasi tentang kejadian di Kanjuruhan,” tuturnya.
Dia menegaskan, tidak ada satupun orang yang menginginkan peristiwa memilukan di Kanjuruhan itu terjadi. Karena itu, anggota Komisi XI DPR RI tersebut minta semua pihak menyatukan tekad agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
Sementara salah satu keluarga korban meninggal, Luffiati, yang suami dan anaknya menjadi korban meninggal di Stadion Kanjuruhan menyampaikan banyak terima kasih kepada Andreas dan PDI Perjuangan yang telah mempedulikan keluarganya setelah terjadinya tragedi.
“Saya sangat berterima kasih atas kunjungan dan bantuan bapak. Saya merasa memang semua sudah takdir. Suami saya tidak pernah melihat sepak bola. Ini yang pertama dan terakhir. Tiketnya pun diberi orang dan baru masuk untuk babak kedua,” ucapnya. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS