KEDIRI – Pemerintah Kabupaten Kediri melakukan percepatan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak menyusul penyebaran penyakit tersebut sudah merambah seluruh kecamatan di Kabupaten Kediri.
“Sebanyak 16.400 dosis vaksin PMK telah kita terima, pelaksanaan vaksinasi sudah kita mulai dan kita harapkan sebelum Lebaran Idul Adha semua telah selesai,” terang Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramama, di Kediri, Kamis (30/6/2020).
Kasus PMK di Kabupaten Kediri telah menyebar di 140 desa yang ada di 26 kecamatan. Selain kegiatan vaksinasi yang dilakukan, Mas Dhito minta pengobatan ternak yang terinveksi PMK termasuk monitoring perkembangan kondisi kesehatannya tetap diutamakan.
Daerah yang masuk prioritas vaksinasi yakni desa yang minim penyebaran PMK dan masuk kategori desa hijau.
Secara detail, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsing menyampaikan, desa yang masuk kategori hijau saat ini sebanyak 204 desa.
Populasi ternak di desa kategori hijau itu menjadi prioritas karena selain meminimalisir penyebaran sekaligus meminimalisir risiko bilamana terdapat efek samping dari vaksin. Hewan yang mendapatkan vaksin pun hewan yang benar-benar sehat.
“Sesuai dengan SOP hewan yang pernah terkena PMK tidak wajib untuk divaksin,” terang kader PDI Perjuangan tersebut .
Hewan ternak sapi yang divaksin diprioritaskan untuk sapi perah, baru kemudian ke sapi bibit maupun anakan. Sedang, untuk sapi yang dalam waktu dekat akan disembelih tidak dilakukan vaksinasi sebab akan menyisakan residu yang dikhawatirkan berdampak pada orang yang mengonsumsi.
“Jadi saat ini ternak jantan terutama yang akan dikurbankan tidak jadi sasaran vaksin, termasuk ternak yang masih bunting maupun sakit tidak divaksin,” ungkapnya.
Dalam upaya pelaksanaan percepatan vaksinasi, DKPP Kabupaten Kediri menggandeng kalangan akademisi perguruan tinggi yang memiliki jurusan kedokteran hewan. Selain itu, bantuan SDM juga datang dari perhimpunan dokter hewan Indonesia sebanyak 25 dokter hewan mandiri.
Kemudian, lanjut Tutik, pihaknya juga meminta bantuan mahasiswa dari fakultas pertanian jurusan peternakan untuk membantu dalam recorder. Hal itu ditujukan untuk mengoptimalkan SDM yang sudah ada dalam membantu penanganan vaksinasi.
“Jadi recordernya dari teman perguruan tinggi, supaya tidak mengurangi petugas yang melakukan penanganan,” urainya.
Sementara itu, petugas medik veteriner DKPP Kabupaten Kediri Tri Wahyuningsih yang ditemui saat melakukan vaksinasi menambahkan, vaksinasi untuk sapi perah yang tergabung dalam KUD telah dilakukan dengan total 11.000 dosis.
Kemudian 5.400 dosis diperuntukkan untuk sapi pedaging termasuk sapi perah di luar KUD. “Setelah vaksinasi pertama ini, empat minggu kemudian dilakukan vaksin kedua,” bebernya. (putera/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS