PONOROGO – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Ponorogo. Di salah satu agendanya, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, turut mendampingi Khofifah meninjau langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Mrican, Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo pada Senin (8/11/2021).
Di TPA Mrican terdapat mesin pengolahan briket, pengganti batu bara berbahan dasar limbah sampah yang tak bisa terurai, seperti popok, masker hingga pembalut wanita. Dengan adanya pusat pengelolaan sampah berbasis teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) yang dimiliki Kabupaten Ponorogo ini semakin memikat. Buktinya, dalam kurun waktu empat hari, teknologi pengolahan sampah menjadi briket ini telah mendapatkan kunjungan tiga kali, termasuk kedatangan gubernur.
‘’Ini menurut saya luar biasa. Apa yang dilakukan pak bupati dan timnya mengubah sampah menjadi briket sangat cerdas. Ini sampah bisa menjadi rupiah,’’ ujar Khofifah.
Menurut Khofifah, teknologi ini satu-satunya dan pertama di Jawa Timur. Itu sebabnya, dia mengapresiasi inovasi teknologi yang digagas anak-anak muda kader PDI Perjuangan tersebut. Ia juga berharap teknologi seperti ini bisa diterapkan di kota atau kabupaten di Jawa Timur, sehingga persoalan sampah bisa teratasi. Ia juga berharap, kapasitasnya perlu ditingkatkan menjadi minimal 120 ton.
“Hanya saja kapasitasinya harus ditingkatkan. Kalau sekarang sehari 30 ton, paling tidak harus minimal 120 ton agar sampah yang masuk lebih sedikit dari pengurangannya,” ujar gubernur.
Khofifah juga yakin gunungan sampah yang ada di TPA Mrican akan cepat berkurang. Dia berjanji akan memberikan support kepada teknologi ini agar nantinya penuntasan sampah yang ada di Ponorogo bisa segera terwujud.
‘’Nanti akan kami bantu. Saya berharap Ponorogo bisa zero waste,’’ tegasnya
Di kesempatan yang sama, Bupati Sugiri mengatakan, jika Ponorogo siap menularkan ilmu pengelolaan sampah kepada daerah lain.
‘’Kami ini pionir. Namun tidak akan pelit membagikan ilmu. Ponorogo siap memproduksi mesin briket ini untuk daerah lain. Karena memang mesin ini buatan anak-anak kreatif di Ponorogo,’’ jelas Sugiri.
Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Ponorogo itu juga menjelaskan bahwa dalam sehari tempat ini bisa mengolah sedikitnya 30 ton sampah menjadi sekitar 10 ton briket. Untuk 1 ton briket dijual bisa mencapai 700 ribu rupiah. Dengan adanya pengolahan menjadi briket ini, Bupati Sugiri berharap Ponorogo zero waste.
“Harapannya, nanti lambat laun tumpukan sampah yang menggunung di TPA Mrican akan hilang, sehingga menjadikan Ponorogo zero waste,” pungkasnya. (jrs/set)
(jrs).
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS