KOTA PROBOLINGGO – Sejak pandemi Covid-19, angka stunting di Kota Probolinggo cenderung naik. Tak ingin bertambah, DPC PDI Perjuangan Kota Probolinggo menggandeng Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) guna mengurangi angka stunting.
Upaya percepatan penurunan angka stunting tersebut, dilakukan Banteng Kota Probolinggo melalui Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK). Bersama emak-emak, menggandeng Dinkes P2KB agar angka stunting di Kota Probolinggo terus turun.
Digelar di kantor DPC Jalan Brantas, Kecamatan Kademangan, sosialisasi penurunan angka stunting dibuka Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Probolinggo, A. Rudiyanto Ghaffur, beserta pengurus DPC lainnya serta Dinkes P2KB melalui Penyuluh KB Ahli Muda, Retno Yulianingrum.
“Alhamdulillah hari ini melalui BPEK, angka stunting di Kota Probolinggo menjadi perhatian kita bersama. Karena itu, sosialisasi ini dirasa penting agar generasi kita kelak tidak mengalami stunting,” jelas Rudiyanto, Sabtu (10/10/2021).
Mantan Ketua DPRD Kota Probolinggo ini mengapresiasi langkah BPEK yang dinilai begitu aktif dalam menyuarakan kampanye kesehatan. Khususnya, angka stunting yang masih terjadi.
“Langkah BPEK patut kita apresiasi bersama, sebab kesehatan tugas kita bersama. Karena itu, mari kita gotong royong agar kesehatan senantiasa terjaga khususnya bagi kader Banteng Kota Probolinggo,” tandasnya.
Sementara itu, Dinkes P2KB Kota Probolinggo melalui Penyuluh KB Ahli Muda, Retno Yulianingrum, mengatakan angka stunting sebelum Covid-19 cenderung stabil. Namun, sejak wabah pandemi angkanya kian naik.
“Kalau kita lihat, angka stunting di Kota Probolinggo menyentuh angka 1.474. Angka ini cenderung naik dibanding sebelum pandemi Covid-19,” jelas Retno.
Karena itu, tambah Retno, pihaknya akan melakukan upaya untuk menekan angka stunting, salah satunya membuat kelas untuk calon pengantin (catin) bekerjasama dengan Kementerian Agama. Catin diundang untuk diberikan sosialisasi melalui puskesmas, ketika hamil makan makanan bergizi, bagaimana memberikan makanan bergizi pada bayi dan anak.
“Selain itu, juga pemberian makanan tambahan posyandu. Melalui KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat memantau grafik pertumbuhan anak, jika menurun (grafiknya), semua pihak akan melakukan upaya,”tegasnya.
Pihaknya berharap melalui sosialisasi dengan PDI Perjuangan Kota Probolinggo, angka stunting kian menurun. Sebab, hal itu menjadi upaya bersama agar bisa berubah secara signifikan. (drw/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS