SURABAYA – Jaringan Aktifis Reformasi ’98 di Jawa Timur kembali menggelar diskusi dan konsolidasi nasional menyikapi kepemimpinan Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (30/9/2021).
Diskusi nasional yang berlangsung di sebuah hotel di Kota Surabaya ini terkait 7 tahun jelang kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden ke-7 RI.
Aven Januar, penggagas acara dari Jaring Aktifis Reformasi ’98 yang sekaligus menjadi host dalam kegiatan ini mengatakan, rekomendasi diskusi dan konsolidasi nasional yang dijaring dari puluhan aktifis yang hadir, akan disampaikan secara langsung pada Jokowi.
Menurutnya, rekomendasi ini penting untuk mengawal bersama kepemimpinan Joko Widodo dalam masa jabatan yang tersisa kurang lebih 2,5 tahun.
“Kondisi Republik Indonesia saat ini sedang menuju masa transisi, dari pandemi menuju endemi Covid-19. Banyak prasyarat yang harus dipenuhi menuju berakhirnya pandemi, yakni persoalan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional,” jelas Aven Januar, dalam keterangan tertulisnya kepada media ini.
Pihaknya mendokumentasikan seluruh hasil diskusi dan konsolidasi nasional ini, dan segera mengirimkannya ke Presiden Jokowi sebagai masukan agenda pemulihan ekonomi nasional.
“Kegiatan ini diikuti 60 orang dari berbagai elemen aktifis dari berbagai kota, seperti dari Surabaya, Gresik, Malang, Sidoarjo, Bojonegoro dan Jember. Rencananya kami akan rutin menggelar acara seperti ini setiap dua bulan sekali,” ujarnya.
Di acara tersebut, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jatim Yordan M Batara Goa Yordan memaparkan, bahwa beban berat sejarah aktifis reformasi 98 adalah mengawal serta mengkritisi setiap periode kepemimpinan presiden pasca reformasi.
Menurut mantan aktifis 1998 dari elemen GMKI Surabaya ini, dibutuhkan energi besar darii para aktifis untuk tetap terlibat dalam mengawal agenda reformasi menuju kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik.
“Dalam konsolidasi nasional ini dibutuhkan pemikiran yang alternatif dan kritis tapi tetap solutif bagi bangsa Indonesia. Aktifis 98 memiliki daya kritis tersebut. Sejarah pergolakan di era penurunan Soeharto waktu itulah yang menempa pemikiran kritis para aktifis,” papar Yordan Batara Goa.
Sedang Ketua Umum DPP Jaman yang juga mantan Ketua Umum LMND Pusat di era pasca reformasi, Iwan Dwi Laksono menyatakan, bahwa saat ini Jokowi beserta Jajarannya harus dengan cepat melakukan gerakan pemulihan ekonomi nasional.
Beberapa sektor ekonomi yang harus dibenahi adalah dukungan pusat pada sektor UMKM. Selain itu, terkait krisis politik, Iwan berharap tidak ada lagi upaya untuk memperpanjang masa jabatan presiden.
“Salah satu amanat reformasi adalah mencegah terjadinya potensi kekuasaan yang semakin korup. Jokowi hari ini sudah baik, tapi jika diperpanjang masa jabatannya akan menimbulkan potensi korupsi, kolusi dan nepotisme terjadi kembali,” tegas Iwan.
Sementara, Ketua Umum PPJNA 98 yang juga aktifis Pijar di era reformasi 98 Anto Kusumayuda menyebut saat ini Jokowi memiliki kepemimpinan yang baik tetapi tidak didukung anggota kabinet yang mumpuni.
“Jokowi harus mampu menggiatkan kembali para menterinya, khususnya yang leading sektornya di bidang ekonomi, untuk bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional,” papar Anto.
Pada kesempatan terakhir, anggota DPR RI periode 2014 – 2019 dari Fraksi PDI Perjuangan Henky Kurniadi minta aktifis 98 agar fokus kembali dengan terlibat aktif dalam gerakan sektoral rakyat dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional Presiden Jokowi beserta jajarannya.
“Aktifis harus mulai terlibat dalam sektor Koperasi Rakyat dan UMKM, bahu membahu membantu rakyat yang kesulitan dalam membangun koperasi dan UMKM yang berkinerja baik,” ujarnya.
“Catatan penting adalah saat krisis ekonomi 98 yang paling survive adalah sektor UMKM,” tambah politisi yang dikenal sebagai aktifis lintas generasi dari Bengkel Muda Surabaya (BMS). (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS