BLITAR – Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Blitar, Sugeng Suroso mengapresisasi masyarakat Kabupaten Blitar yang masih mempertahankan warisan budaya nenek moyang.
Yaitu dengan menggelar tradisi “Diang” atau tradisi bakar kayu sambil membakar garam sebagai cara tolak bala, agar terhindar dari bahaya Covid-19.
Hal itu diungkapkan Sugeng, ketika menyambangi warga di Desa Selorejo Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar saat menggelar ritual Diang, Senin (2/8/2021) malam.
Menurutnya, ritual tolak bala dengan cara membakar kayu atau Diang seusai Shalat Maghrib di depan rumah secara serentak masih dilakukan masyarakat, utamanya warga di Blitar Selatan. Sebab, ritual tersebut diyakini dapat menangkal pagebluk atau wabah penyakit.
“Zaman dulu pagebluk bisa hilang dengan cara ritual Diang ini. Kita berihtiar bersama, karena dengan berniat wabah ini dapat segera hilang dari muka bumi,” ujarnya.

Sugeng menjelaskan, Virus Corona yang telah menjadi pandemi bagi masyarakat di seluruh dunia, perlu dilakukan tindakan untuk mencegah, menanggulangi, dan menyirnakannya dari alam ini.
Bagi masyarakat Jawa yang masih kental menjunjung nilai-nilai budaya dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka akhirnya kembali menggelar tradisi yang hampir punah ini.
“Tidak hanya bakar kayu saja, tapi juga diiringi doa dan panyuwunan (permintaan) yang dianggap mempunyai kekuatan untuk menolak bala, agar selamat dari mara bahaya termasuk pandemi Covid-19 ini,” tutur anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar ini.
Kendati telah melakukan ritual, Sugeng juga terus mengimbau semua warga Selorejo untuk melaksanakan atau mematuhi instruksi dari pemerintah terkait PPKM Darurat level 4 dengan upaya pencegahan penularan virus corona.
Salah satunya mengurangi aktivitas di luar rumah dan tidak melakukan kegiatan yang bisa mengundang perhatian banyak orang untuk berkumpul, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan menjaga jarak. (arif)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS