Sabtu
25 Oktober 2025 | 2 : 42

Peringati Kudatuli, PDI Perjuangan Surabaya Gelar Doa Lintas Agama

pdip-jatim-kudatuli-dpc-sby-280721-3

SURABAYA – PDI Perjuangan Kota Surabaya menggelar doa virtual bersama lintas agama, mengenang kerusuhan 27 Juli 1996 atau disingkat “Kudatuli”, Rabu (28/7/2021).

Peristiwa Kudatuli ini ditandai pernyebuan kantor DPP PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri di Jalan Diponegoro Jakarta, 25 tahun silam.

Penyerbuan dilakukan oleh pendukung PDI Soerjadi, yang diback up aparat keamanan saat itu. Suatu peristiwa kekerasan yang brutal, yang hingga kini tercatat sebagai pelanggaran HAM yang kelam, dan belum terang-benderang terungkap.

Baca juga: Peringati Kudatuli, PDI Perjuangan Tabur Bunga di Jalan Diponegoro 58

“Banyak korban tewas dan luka-luka. Kita malam ini mendoakan untuk para korban, untuk para pejuang partai, para pengabdi partai, yang telah gugur mendahului kita,” ucap Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, dalam sambutan acara doa bersama.

Jika di Jakarta meletus tanggal 27 Juli 1996, lanjut Adi, di Kota Surabaya terjadi peristiwa 28 Juli, esok harinya.

“Kerusuhan 27 Juli 1996, saat itu memicu reaksi keras di berbagai daerah. Esok harinya, 28 Juli, pendukung setia PDI Pro-Mega berkumpul di Kebun Binatang Surabaya. Melakukan demonstrasi, long march, melalui Jalan Diponegoro. Aksi unjuk rasa itu diobrak-abrik aparat keamanan,” ujar Adi.

Hadir dalam doa virtual itu Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, para pengurus PDI Perjuangan, kader, anggota dan simpatisan PDI Perjuangan.

Doa virtual dipimpin oleh KH. M. Qodi Syafi’i Al-Hasby (ulama Islam), Pinandita I Wayan Suraba (Hindu),  Romo Sarikan Nyana Abhaya (Budha), Pendeta Liem Tiong Yang (Khonghucu), Pendeta Simon Filantropha, Pastor Timotheus Siga (Katolik).

“Telah 25 tahun peristiwa itu berlangsung. Kita memperingati setiap tahun sebagai pewarisan sejarah kepada generasi muda,” kata Armuji.

“Agar semua pengurus PDI Perjuangan, kader, anggota dan simpatisan selalu ingat, bahwa PDI Perjuangan didirikan dengan darah, keringat dan air mata. Bahkan  pengorbanan harta dan nyawa. Banyak korban berjatuhan akibat peristiwa itu,” lanjut dia.

Kini, di era pandemi Covid-19, di tengah pemberlakuan PPKM Darurat, peringatan peristiwa 27 Juli 1996 dilakukan secara virtual.

“Sejak pandemi Covid-19 melanda, seluruh kader-kader PDI Perjuangan di Kota Surabaya bekerja keras membantu pemerintah sekaligus meringankan beban penderitaan rakyat,” lanjut Adi Sutarwijono.

“Kita terus memperkuat kerja-kerja gotong royong. Kita perkuat Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji dalam upaya keras menangani pandemi Covid-19,” pungkas politisi yang juga Ketua DPRD Kota Surabaya ini. (goek)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Sosialisasi Pencegahan Judi Online, Raymond Tara Sampaikan Pentingnya Peran Keluarga

SIDOARJO – Sekretaris Komisi A DPRD Sidoarjo, Raymond Tara Wahyudi ST, menekankan pentingnya peranan keluarga dalam ...
LEGISLATIF

Ringankan Beban Masyarakat, Legislator Banteng Madiun Ini Dukung Program OOTD PLN

MADIUN — Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Madiun, Budi Wahono, kembali menunjukkan kepeduliannya ...
HEADLINE

Tunggakan BPJS Kesehatan Dihapus, Deni: Langkah Nyata Pemerintah Perluas Perlindungan Sosial

SURABAYA – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono mengapresiasi kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi ...
LEGISLATIF

Fraksi PDI Perjuanngan DPRD Jatim Dukung Pencabutan Enam Perda

SURABAYA – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur mendukung pencabutan enam peraturan daerah (Perda) yang diajukan ...
KRONIK

Banyuwangi Gelar Ritual Meras Gandrung dan Festival Musik Perkusi

BANYUWANGI – Pertunjukan kolosal 1.400 penari Gandrung Sewu 2025 akan digelar di Pantai Marina Boom, pada Sabtu ...
KRONIK

Upacara Hari Jadi ke-494 Kabupaten Bangkalan, Momentum Dapatkan Energi Baru untuk Berbenah

BANGKALAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan menggelar upacara peringatan Hari Jadi ke-494 Kabupaten ...