JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah berharap agar tema Harkitnas 2021 “Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!” dapat menguatkan spirit seluruh periset nasional agar bekerja keras melahirkan inovasi-inovasi baru untuk Bangsa Indonesia seperti yang diharapkan Bung Karno.
Lebih-lebih dalam suasana bangsa Indonesia yang masih dilanda wabah pandemi Covid-19, Basarah berharap Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) ke depan mampu menghasilkan vaksin sekaligus alat deteksi Covid-19 karya anak bangsa.
Ketua DPP PDI Perjuangan ini optimistis, apabila pandemi Covid-19 dapat diselesaikan secara mandiri oleh bangsa Indonesia, maka jalan membangun perekonomian nasional yang maju menuju “Satu Abad Indonesia” pada 2045 dapat segera direalisasikan.
“Satu abad Indonesia pada 2045 tinggal 24 tahun lagi dari sekarang. Jika vaksin Covid-19 dalam waktu tak lama berhasil kita produksi sendiri sesuai kerja keras BRIN, konsolidasi nasional segera bisa kita lakukan,” kata Basarah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/5/2021).
“Pengembangan sosial dan budaya harus juga kita konsolidasikan seperti yang dulu dilakukan Boedi Oetomo saat berdiri 20 Mei 1908. Organisasi ini dulu juga fokus pada ekonomi, sosial, dan kebudayaan,” tambahnya.
Dia juga mengingatkan, ketika ketergantungan Indonesia pada produk impor berkurang, hal tersebut merupakan jalan kemandirian bangsa, seperti yang dicita-citakan Bung Karno, dapat terlaksana.
“Saya tentu saja berharap BRIN juga melakukan riset-riset lain yang berujung pada produksi massal produk nasional di segala bidang agar rakyat merasakan dampak ekonomi langsung dari proses riset mereka. Sektor pengembangan iptek di tanah air ini bahkan saya harapkan menjadi sektor favorit dan seksi, yang menjadi tujuan investasi,” harap Basarah.
Dia juga mengajak seluruh elemen menjaga dan meneruskan semangat Hari Kebangkitan Nasional. Boedi Oetomo sebagai organisasi kepemudaan pertama yang memiliki semangat nasional berhasil, karena organisasi ini mengembangkan politik etis di tanah Jawa yang berbeda dengan apa yang dikembangkan organisasi pribumi lainnya saat itu.
Organisasi ini tampil moderat dan progresif, sementara organisasi pribumi lainnya saat itu dinilai cenderung memilih jalur radikal.
“Untuk itu, dalam aspek sosial budaya, tema yang harus kita konsolidasikan adalah sosialisasi moderasi beragama. Sikap moderat dan inklusif itu penting di tengah kebhinekaan kita sebagai bangsa,” tutur Wakil Rakyat dari Dapil Malang Raya tersebut.
“Kita harus sampaikan terus-menerus kepada masyarakat bahwa radikalisme dan ekstrimisme dalam beragama itu berbahaya dan dapat memecah belah persatuan bangsa,” pungkas Basarah. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS