SURABAYA – Bacaan Shalawat Nabi dilantunkan hadirin saat menyambut kedatangan capres Joko Widodo (Jokowi) di kediaman Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, Jalan Jemursari VIII no 24 Surabaya, Senin (14/7/2014) malam. Saat memasuki halaman rumah, Jokowi langsung dikerubuti para undangan yang kebanyakan adalah ibu-ibu jamaah Muslimat dan Fatayat NU.
Tiba di dalam rumah, teriakan “Pokoke Jokowi” pun terlontar saut menyahut dari santri-santri yang sudah menunggu. Sekelompok pengamen jalanan turut menambah kemeriahan sambutan untuk capres nomor urut 2 yang tak henti dielukan itu.
Di malam ke 17 Ramadan, Khofifah melaporkan bahwa ia dan relawannya telah berusaha semaksimal mungkin untuk melawan kampanye hitam yang ditujukan pada Jokowi selama musim kampanye lalu. Ia bahkan menugaskan pengamen jalanan untuk ngamen dari bus ke bus menyosialisasikan Jokowi-JK. Hasilnya cukup memuaskan.
Malam ini di kediamannya hadir seluruh perwakilan relawan Khofifah dari tapal kuda, pantura, gerbang kertasusila, hingga Madura. “Kalau melihat antusiasme relawan dan masyarakat Madura pada Pak Jokowi, rasanya aneh kalau di sana suara Pak Jokowi kecil. Pasti ada sesuatu yang lain,” kata Khofifah.
Dari temuannya di Madura, di mana ditemukan pemilih yang tercantum di dalam DPT hadir 100% dan 100% milih capres nomor 1, tapi yang tandatangan adalah saksi nomor 2. “Opo tumon (apa lumrah-red) saksi Pak Jokowi tapi tidak milih Pak Jokowi,” tutur mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid ini.
Menurut dia, indikasi kecurangan ini polanya mirip dengan kecurangan pada Pilgub Jatim lalu, dimana ia sebagai kandidat juga merasa telah dicurangi. “Meski macam-macam cara dilakulan untuk membuat Pak Jokowi kalah, dari data-data yang sudah direkonsiliasi, insya Allah Jokowi-JK masih unggul 6% di Jatim,” tegas Khofifah optimistis.
Khofifah juga menceritakan seorang Bu Nyai dari Situbondo yang mengumpulkan 100 janda tua untuk disantuni dan mendoakan Jokowi. Selain itu, para ibu-ibu pengamal Wahidiyah juga telah berpuasa selama 40 hari dan hingga kini masih terus mendoakan. “Anak-anak yatim piatu di panti-panti asuhan kami juga senantiasa mengawal dengan doa,” kata Khofifah lagi.
Khofifah mengajak pendukungnya untuk tak sekadar mengantar Jokowi menjadi presiden tetapi juga ingin bersama-sama mengantar Jokowi sukses memimpin Indonesia ke depan.
Sementara, dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, kahadirannya untuk kali ke dua di kediaman Khofifah itu untuk memantau proses rekapitulasi dan menetahui langsung persoalan di lapangan. Dia juga ingin menyampaikan terimakasih pada relawan Khofifah yang sudah bekerja total untuk memenangkan Jokowi-JK di Jawa Timur.
“Saya melihat dari 38 kabupaten-kota di Jawa Timur, kita menang di 24 daerah. Ini perjuangan tidak gampang yang sudah dilakukan Ibu Khofifah dan relawannya yang kebanyakan ibu-ibu ini,” kata Jokowi.
Untuk itu, atas laporan-laporan ketidakberesan proses pemungutan suara maupun saat rekapitulasi, Jokowi meminta agar para relawan tetap memantau dan dan mengawal hingga tanggal 22 Juli nanti KPU menetapkan hasil secara resmi. “Kawal terus, satu suara pun yang berpotensi hilang, harus kita urus, 6% itu setara dengan 1.230.000 suara, jadi besar sekali pengaruhnya pada perolehan nasional,” seru Jokowi.
Capres yang berpasangan dengan Cawapres Jusuf Kalla itu mencontohkan apa yang terjadi di Malaysia dimana Jokowi-JK di TPS menang namun dari surat suara melalui pos, bisa kalah telak. “Ini pasti ada apa-apa. Kita sudah kirim tim ke sana. Tentu ini bukan soal satu atau dua suara tapi soal potensi terjadinya kejahatan demokrasi,” ujar Jokowi tegas.
Dalam pertemuan malam ini hadir pula sejumlah tokoh. Di antaranya ada Ketua PW Muslimat Jateng, jajaran Muslimat NU jatim, Rektor UIN Sunan Ampel Prof Ridwan Nasyir, Profesor Erani yang sempat menjadi moderator debat capres beberapa waktu lalu, Prof Romdhoni Rektor Universitas NU dan juga dirut Rumah Sakit Islam, Ketua Kerukunan Masyarakat Sulawesi Selatan, Hasan Aminudin dari Partai Nasdem, juga bos Maspion Group Alim Markus.
Selain itu hadir pula relawan perempuan Hanura, PKPI, PKB dan RT RW se-Kelurahan Jemur Wonosari, serta santri Ponpes Anurriyah Wonocolo, Surabaya. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS