SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyiapkan lahan bekas tanah kas desa (BTKD) seluas 7,6 hektare di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri sebagai pusat agrowisata.
Eks BTKD tersebut juga bakal jadi tempat pembelajaran warga kalau ingin belajar menanam yang benar. Di tempat ini juga ada waduk yang diberi bibit lele, ada pula lahan untuk menanam padi dan jagung serta tanaman pangan lainnya.
“Jadi, ini memang menjadi salah satu tempat percontohan ketahanan pangan di Surabaya,” kata Risma, saat panen raya ketela rambat madu, ketela pohon, hingga panen lele di lahan BTKD Lakarsantri, Rabu (23/9/2020).
Risma mengatakan bahwa lahan BTKD Kelurahan Jeruk ini luasnya sekitar 7,6 hektar. Di sini, banyak tanaman dan buah-buahan dari penjuru nusantara, termasuk tanaman langka seperti pohon dewandaru dan beberapa lainnya.
Wali kota yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan ini menyatakan akan terus gencar menanam tanaman pangan. Hal ini sesuai dengan arahan dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri terkait masa pandemi Covid-19.
Sebab, lanjut dia, dikhawatirkan tidak bisa impor beras dari luar, sehingga diharapkan bisa swadaya pangan sendiri. Menurutnya, Surabaya telah membuktikan diri bahwa sebenarnya bisa swasembada pangan dengan menanam berbagai tanaman pangan.
“Kita menanam tanaman pangan semacam ini di 24 lokasi. Waktu panennya pun diatur berbeda-beda. Ada yang jangka waktu panennya 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan bahkan setahun atau lebih. Dengan panen yang bergantian ini, maka sebenarnya kita tidak perlu khawatir akan kekurangan pangan,” jelasnya.
Saat melakukan panen, Risma mengaku kaget ketika mencabut ketela rambat madu itu karena ternyata cukup besar. Bahkan, dia mengaku tidak pernah melihat ketela rambat madu sebesar itu.
Setelah memanen ketela rambat yang besar-besar itu, dia kemudian memanen ketela pohon hingga lele. Di tengah asyiknya panen, Risma menyempatkan diri menyapa warga sekitar beserta anak-anak yang ikut hadir.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Yuniarto Herlambang memastikan bahwa pihaknya terus gencar melakukan penanaman berbagai jenis bahan pangan di 24 lokasi. Khusus di BTKD Kelurahan Jeruk ini, pihaknya baru menggarap sekitar sepertiganya dari luas lahan 7,6 hektare.
Herlambang memastikan bahwa lahan luas itu akan terus dikembangkan pengelolaannya, apalagi saat ini Dinas PU Bina Marga dan Pematusan terus meletakkan tanah urugnya di lahan BTKD Kelurahan Jeruk.
Karena itu sangat membantu DKPP dalam mengembangkan lahan bakal lokasi agrowisata itu. “Ke depannya ini akan terus kita kembangkan, karena ini percontohan juga. Apalagi Bu Wali sudah menyampaikan bahwa ini akan dijadikan agrowisata, sehingga nanti kita juga kembangkan ternak,” katanya.
Dia memastikan, hasilnya akan diberikan kepada warga yang membutuhkan. Seperti panen kali ini, akan diberikan kepada warga yang kurang mampu.
“Karena ini memang untuk ketahanan pangan di Surabaya,” pungkas Herlambang. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS