Minggu
12 Oktober 2025 | 7 : 21

Bahas RUU Lalu Dituduh Ubah Ideologi, Hasto: Pembodohan Nalar Publik!

pdip-jatim-hasto-mimbar3

JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, ketika ada yang menuduh hanya dengan membahas rancangan undang-undang (RUU), lalu dianggap mengubah ideologi dan falsafah dasar, sama saja dengan pembodohan nalar publik.

Cara-cara yang tidak berkeadaban seperti ini, sebut Hasto, sangat tidak sesuai dengan budaya bangsa.

Menurut Hasto, harus dipahami bahwa Pancasila sebagai ideologi negara telah terbukti efektif menyatukan, memberikan arah, dan seharusnya sebagai skala prioritas saat ini adalah membumikan Pancasila tersebut di dalam seluruh kehidupan.

Termasuk berlomba menebar kebaikan untuk rakyat serta membangun masa depan bangsa agar lebih makmur dan lebih berkeadilan.

“Kita juga perlu belajar dari sejarah runtuhnya peradaban suatu bangsa. Bahkan sejarah perpecahan suatu negara pun harus menjadi pembelajaran bersama. Jangan sampai apa yang terjadi di Korea, Yugoslavia, dan konflik tak kunjung usai di Timur Tengah terjadi di Indonesia,” kata Hasto, Kamis (9/7/2020).

Karena itu, dia mengingatkan ideologi itu menyentuh aspek fundamental kehidupan berbangsa, maka aparat penegak hukum tidak perlu lagi ragu. “Ekstrem kiri dan ekstrem kanan jelas bertentangan dengan Pancasila,” tegasnya.

Dia juga memastikan PDI Perjuangan mencermati dengan seksama berbagai bentuk kampanye hitam yang sarat dengan irasionalitas dan pembodohan nalar pikir.

“Belajar dari filsafat dan tata nilai yang hidup di masyarakat, serta rekam jejak sejarah peradaban bangsa, Indonesia adalah bangsa terbuka; pelopor kemajuan dan memiliki peninggalan sejarah yang menjadi salah satu keajaiban dunia. Kini ada kelompok tertentu yang menggunakan sejarah sebagai alat politik, lalu dibelokkan, dan menjadi gerakan yang menghambat kemajuan alam pikir bangsa,” papar Hasto.

Dia mencontohkan isu penggantian ideologi Pancasila dimana Pancasila sebagai ideologi bangsa, sumber dari segala sumber hukum, dan mendasari pembentukan konstitusi, dalam konstruksi meta legal itu Pancasila termaktub di pembukaan UUD 1945.

“Pancasila sebagai filsafat telah hidup dalam sanubarinya rakyat. Pembukaan konstitusi itu tetap dan abadi. Jadi Pancasila itu final,” pungkasnya. (goek)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Bertemu Ratusan Petani di Ponorogo, Kanang Siap Kawal Aspirasi Pengadaan Alsintan

PONOROGO – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Budi Sulistyono, menggelar kunjungan daerah pilihan (dapil) di ...
LEGISLATIF

Petani Tembakau Jombang Terpuruk, DPRD Desak Pemerintah Salurkan DBHCHT Tepat Sasaran

JOMBANG – Petani tembakau di kawasan Utara Brantas, Kabupaten Jombang, menghadapi ujian berat pada musim panen ...
SEMENTARA ITU...

Rita Haryati Apresiasi Lomba Mewarnai Tingkat TK Se-Kecamatan Barat 

MAGETAN – Memperingati hari jadi ke-350 Magetan dan HUT ke-80 TNI, karang taruna se-Kecamatan Barat dan Koramil ...
KRONIK

Pemkab Sumenep dan Baznas Jatim Sinergi Percepat Pemulihan Pascagempa, Bupati Fauzi: Kuncinya Gotong Royong

SUMENEP – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Timur siap membantu masyarakat yang menjadi korban gempa ...
LEGISLATIF

Terancam Kehilangan Mata Pencaharian, Pemulung TPA Winongo Wadul ke Usman Ependi

MADIUN – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Madiun, Usman Ependi, menerima kedatangan puluhan pemulung dari ...
LEGISLATIF

Mbak Estu Salurkan PIP di Jombang, Tegaskan Komitmen Kawal Pendidikan Gratis 12 Tahun

JOMBANG – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Hj. Sadarestuwati, menegaskan bahwa upaya realisasi pendidikan ...