GRESIK – Ada cerita menarik saat Cawagub Jatim Puti Guntur Soekarno berziarah ke makam Sunan Giri, Kebomas, Gresik, Senin (19/3/2018). Kakeknya, Presiden pertama RI Ir Soekarno, pun pernah ziarah seperti yang dia lakukan saat ini.
Cerita itu diungkapkan juru kunci makam Sunan Giri, KH Umar Faisol Masyhud, di sela acara ziarah Puti. Menurut Umar, Presiden Soekarno berziarah ke makam salah satu penyebar agama Islam di tanah Jawa itu pada tahun 1955.
Bung Karno, papar Umar, juga sempat berpidato kepada masyarakat di sekitar makam. Setelah itu, Bung Karno masuk ke area makam Raden Pakoe Mochammad Ainul Yaqin (nama kecil Sunan Giri).
Kemudian usai ziarah, beliau duduk di dekat area makam. “Pak Karno lalu duduk bersila di tempat ini,” kata Umar, sambil menunjukkan tempat yang saat itu juga diduduki Puti.
Puti juga sempat kaget saat mendengar cerita KH Faisol, bahwa pada saat berziarah ke makam Sunan Giri, Bung karno ditemani juru kunci yang tak lain adalah ayah kandung KH Umar Faisol, juru kunci sekarang.
“Bung Karno dulu saat ziarah diterima juru kunci makam yang juga ayah saya KH Masyhud. Sehingga pada sat renovasi makam lalu, kami sepakat untuk tidak membongkar tempat duduk beliau,” ujarnya.
Puti Guntur menyampaikan terima kasih karena masah ada yang peduli dengan sejarah termasuk tempat duduk kakeknya yang tetap dipertahankan.
“Saya terima kasih banyak tempat yang pernah diduduki kakek saya Bung Karno dijadikan tempat bersejarah,” ucap Puti.
Puti tiba di kompleks makam Sunan Giri sekitar pukul 10.18. Kedatangannya disambut jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Gresik, kader, organisasi sayap partai, serta relawan Cagub-cawagub Saifullah Yusuf-Puti Guntur.
Bersama masyarakat dan peziarah lainnya, Puti bergabung membacakan tahlil untuk almarhum tokoh Wali Songo itu.
Usai ziarah, Puti menyapa para pedagang suvenir di luar komplek Makam Sunan Giri. Puti juga berbincang dengan komunitas tukang ojek setempat.
Ketua Paguyuban Ojek Puncak Sunan Giri (POPSG), Mukhin (38 tahun) mengeluhkan, sering terjadi konflik antara tukang ojek, delman dan angkutan kota setempat.
“Ini karena pembagian operasionalnya tidak jelas. Kami yang tukang ojek tidak boleh menerima order pulang-pergi. Namun dokar (delman) dan angkutan kota itu justru yang biasanya malah melanggar dan menerima order PP ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, mereka berharap, jika pasangan nomor urut dua ini terpilih, bisa memperhatikan operasional kendaraan umum di lokasi-lokasi wisata. Khususnya di Puncak Makam Sunan Giri. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS