Senin
12 Mei 2025 | 12 : 12

Festival Gravitasi Bumi, Ikut Kembangkan Potensi Wisata Pedesaan

pdip-jatim-kanang-festival-grafitasi

pdip-jatim-kanang-festival-grafitasiNGAWI – Bupati Ngawi Budi Sulistyono nampak bungah setelah berhasil menumpuk beberapa batu dengan memperhitungkan keseimbangannya. Dia menggulung celana jeansnya dan menceburkan diri ke sungai yang penuh bebatuan.

Bersama warga dan pengunjung  lain Kanang, sapaan Budi Sulistyono, nampak gembira dan menikmati Festival Gravitasi Bumi Selondo yang digelar di bumi perkemahan Selondo, desa Ngrayudan, kecamatan Jogorogo, Kabupatèn Ngawi, Jawa Timur selama dua hari (20-21/8/2016).

Festival yang digagas kelompok sadar wisata Ngrayudan bersama dengan seluruh warga komunitas Kraton Ngiyom ini menampilkan seni menumpuk batu dengan prinsip titik berat gravitasi.

Berawal dari Yosef Danny Kurniawan, PNS di lingkungan pemkab Ngawi ini menjajal seni menumpuk batu yang ia peroleh dari internet. Lama kelamaan Yosef jatuh hati untuk menekuni seni ini. Gayung bersambut, kebetulan ia dan komunitas Kraton Ngiyom sedang mendampingi konservasi sungai Selondo. Tercetuslah ide tentang festival gravitasi ini.

Salah satu penggagas, Bramantyo Priyosusilo, mengatakan maksud dari diselenggarakannya festival ini untuk mewujudkan suatu upacara penghormatan dan syukur pada bumi.

“Gravitasi bumi  membuat semua mahkluk, aman dan nyaman tinggal di bumi. Maka kita wajib menjaga kelestarian bumi. Kita ajak warga menjaga kebersihan sungai dan kelestarian mata air yang ada di Selondo ini,” ujar Bramantyo seniman yang juga ketua Kraton Ngiyom.

Kanang selaku kepala daerah menyambut baik dan mendukung penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, dibutuhkan kreativitas dan kesadaran warga untuk mengembangkan potensi wisata pedesaan.

Setiap desa, sebut Kanang, sebenarnya memiliki potensi wisata untuk dikembangkan. Seperti Ngrayudan yang dianugerahi alam yang indah dan sejuk, sehingga banyak yang berkemah tempat ini.

Hanya, ungkap dia, banyak yang lupa menjaga kebersihan. Karena itu, pokdarwis setempat mengampanyekan kesadaran menjaga lingkungan itu.

“Jangan sampai wisata maju tapi mendatangkan masalah baru dengan kerusakan alam. Pemda perlu lebih banyak mendukung kreativitas warga semacam ini,” kata bupati yang juga Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini.

Sederetan pengisi acara hadir dalam Festival Gravitasi Bumi Selondo. Di antaranya : Gondong Gunarto, Galih Naga Seno, Semeleh, Daeng Misbach, Dalang Gendut, Mbah Kodok Ibnu Sukodok, Sang Bayang, dan masih banyak lagi yang lain.

Seorang mahasiswa Inggris, John Jacobs pun mengikuti festival ini, dan ikut menyusun batu. Acara ini juga dimeriahkan pentas seni musik, tari, wayang, dan juga disajikan upacara aràk-arakan tumpeng yang dimakan bersama warga dan pengunjung. (sa)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

SEMENTARA ITU...

Wabup Lumajang Apresiasi Perayaan 1 Dekade Komunitas Skuter, Ada Donor Darah hingga Tanam Pohon

LUMAJANG – Perayaan 1 Dekade Scooter Community Yosowilangun (SCOOCY) membuktikan bahwa komunitas otomotif tidak ...
KRONIK

Libur Panjang Waisak, Ribuan Wisatawan Serbu Banyuwangi

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi kembali menjadi langganan tujuan liburan saat libur panjang. Lengkapnya destinasi ...
KRONIK

Bupati Sugiri Wacanakan Ganti Nama Gedung Ikonik, Benarkah Menjadi Pengingat Masyarakat?

PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mewacanakan pengubahan nama sejumlah gedung ikonik di Ponorogo. Gedung ...
KRONIK

Bersama Warga Desa Picisan, Heru Santoso Gotong Royong Lakukan Pelebaran Jalan

TULUNGAGUNG – Wakabid Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tulungagung, Heru Santoso, ikut gotong royong ...
SEMENTARA ITU...

Dharma Santi di Plumbangan, Bupati Rijanto: Bentuk Nyata Toleransi dan Kerukunan Beragama

BLITAR – Bupati Rijanto menghadiri acara puncak Dharma Santi dalam rangka peringatan Hari Raya Nyepi Tahun Baru ...
ROMANTIKA

Gunanya Ada Partai

“GUNANYA Ada Partai”, satu dari sekian bab dari tulisan (buku) Mencapai Indonesia Merdeka. Buku tersebut ditulis ...