SURABAYA – Pasca cuti kampanye, politisi PDI Perjuangan yang menjabat Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mendorong jajarannya percepat atasi genangan di sejumlah kawasan di Kota Pahlawan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana melakukan koneksi sejumlah saluran untuk mengurangi genangan yang terjadi.
“Teman-teman sudah banyak melakukan percepatan-percepatan dengan mengoneksikan saluran. Jadi seperti di Jalan Kartini dan Jalan Adityawarman, sudah banyak saluran yang kita koneksikan agar tidak ada lagi genangan di titik itu,” ungkap Eri Cahyadi, kemarin.
Pihaknya pun berencana menambah fasilitas pompa sebagai upaya mempercepat aliran air untuk mencegah terjadinya genangan saat hujan deras.
“Akan ada tambahan-tambahan terkait dengan pompa. Apakah itu booster atau rumah pompa untuk mempercepat,” ujarnya.
Sebelumnya pada Rabu (27/11/2024), Walikota Eri Cahyadi telah berkeliling untuk memastikan penanganan genangan yang dilakukan Pemkot Surabaya saat dirinya menjalani masa cuti kampanye.
“Saat Pilkada 27 November 2024, pada malam harinya saya keliling dan melihat percepatan-percepatan yang membutuhkan dukungan lebih agar prosesnya berjalan lebih cepat. Maka nanti kita berikan booster di sana,” ungkap Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi menyampaikan, bahwa saat ini terdapat 76 lokasi rumah pompa dengan kapasitas total mencapai 513 meter kubik per detik.
Diharapkan kehadiran rumah pompa mampu menjadi ujung tombak penanganan genangan dengan cara mengoptimalkan rumah pompa.
“Saat ini kita memiliki 76 rumah pompa yang tersebar di berbagai titik. Setiap rumah pompa memiliki antara 3 hingga 7 unit pompa, dengan kapasitas minimal 3 meter kubik,” katanya.
Setiap rumah pompa juga dilengkapi pompa kecil sebagai upaya mengatasi lumpur sehingga mampu mengatasi genangan air.
Bahkan, Syamsul menjelaskan bahwa sebelum hujan turun, Tim DSDABM Surabaya sudah melakukan langkah preventif dengan mengosongkan saluran air melalui pompa.
“Begitu langit mulai mendung, kami segera mengosongkan saluran-saluran melalui rumah pompa dan airnya dibuang ke laut. Ketika hujan turun, air akan langsung masuk ke saluran yang sudah kosong,” jelas Syamsul.
Nantinya selain mengoptimalkan rumah pompa, pihaknya akan mengeruk saluran pada musim kemarau untuk meningkatkan kapasitas saluran sehingga aliran air menjadi lebih lancar pada musim hujan.
“Jadi kapasitas saluran juga mempengaruhi. Makanya ketika musim kemarau kita lakukan pengerukan atau normalisasi saluran,” pungkasnya. (gio/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS