BOJONEGORO – Peluang pasar ikan lele terbuka lebar. Dibutuhkan sentuhan dari pemerintah kepada para peternak ikan berkumis itu untuk meningkatkan produksi mereka.
Hal tersebut terungkap saat calon bupati Teguh Haryono berbincang dengan salah seorang peternak lele, Santoso, asal Kecamatan Kapas, Rabu (30/10/2024).
Santoso kepada Teguh mengaku, ia budidaya pembibitan lele sejak 2017. Dalam kurun waktu tersebut, suka duka ia alami. Terutama masalah permodalan.
“Saya berharap agar nantinya Pak Teguh memberikan perhatian khususnya untuk pembudidaya ikan seperti saya, mungkin dibantu modal,” ujarnya.
Untuk pemasarannya sendiri, kata Santoso, bibit lele yang dihasilkan dari 3 kolam miliknya dijual di dalam kota Bojonegoro. Juga luar kota seperti Tuban dan Lamongan.
Dalam sebulan Santoso mengaku bisa menjual bibit lele 5.000 – 10.0000 ekor.
“Untuk harga per ekornya, ukuran 6 cm 180 rupiah dan ukuran 7 cm 200 rupiah,” tambahnya.
Terkait persoalan pembudidaya atau peternak seperti Santoso, Teguh Haryono bersama wakil bupati Farida Hidayati telah menyiapkan program bertajuk Bojonegoro Menuju Ketahanan Pangan.
Program ini untuk mewujudkan ketahanan pangan dengan memperkuat sektor pertanian, peternakan dan perikanan.
“Kami ingin menjadikan Bojonegoro sebagai Kabupaten yang bisa swasembada pangan, salah satunya bidang perikanan,” tegas Teguh Haryono.
“Dan kita akan buat sentra industri di setiap wilayah, perikanan bisa kita kembangkan lebih maju lagi dengan mendorong pembudidaya untuk terus berkembang dan semakin besar.”
“Sehingga permintaan pasar yang tinggi terutama lele tidak usah mendatangkan dari luar daerah karena pembudidaya asal Bojonegoro mampu menyediakan,” pungkasnya.(dian/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS