SURABAYA – Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Yordan M. Batara-Goa, menjelaskan maksud dari tagline “Resik-Resik Jawa Timur” milik pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Risma-Gus Hans.

“Kenapa resik-resik Jawa Timur, karena banyak anggaran Jawa Timur yang tidak tepat sasaran, sehingga harus dibersihkan supaya anggaran yang ada benar-benar dirasakan rakyat,” ucap Yordan.

Hal tersebut dia sampaikan di acara silaturahmi penerima beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) jaring aspirasi Puti Guntur Soekarno, anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, di Kecamatan Sambikerep, Jumat (25/10/2024).

Pada kesempatan tersebut, Yordan pun menyampaikan banyak permasalahan yang muncul di masyarakat ketika SMA/SMK diambil alih provinsi. Seperti seringnya muncul tarikan atau iuran dari pihak sekolah.

“Buktinya SMA dan SMK negeri di Jawa Timur belum gratis, masih banyak tarikan komite mengatasnamakan partisipasi. Katanya seikhlasnya, tapi wajib dibayarkan,” ungkap Yordan, dikutip pewarta media ini, Senin (26/10/2024).

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur itupun juga menegaskan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan terutama pada SMK, sehingga para murid yang lulus mampu bersaing di dunia kerja.

“Kebutuhan pendidikan kita itu tidak cuma sekolah, tapi bagaimana sekolah yang bagus dan berkualitas sehingga ketika lulus para siswa bisa bersaing mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.

Dia pun mengungkapkan perkembangan Kota Surabaya hingga saat ini, salah satunya disebabkan peran Risma yang membangun Kota Pahlawan dalam dua periode kepemimpinannya sebagai wali kota. Sehingga diharapkan perkembangan Surabaya dapat dirasakan pula oleh daerah lainnya di Jawa Timur.

“Surabaya bisa seperti saat ini karena banyak peran Bu Risma saat menjadi Wali Kota Surabaya dua periode. Kita ingin perkembangan luar biasa yang dirasakan Surabaya juga dapat dirasakan seluruh masyarakat Jawa Timur,” kata Yordan.

Selain masalah pendidikan, Yordan juga mengungkapkan rencana calon Gubernur Risma dalam pemerataan bidang kesehatan. Seperti pembangunan rumah sakit baru di beberapa daerah, sehingga terjadi pemerataan fasilitas kesehatan.

“Rumah sakit yang berkualitas seperti RSUD Dr. Soetomo harus ada di banyak kota di Jawa Timur, sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke Surabaya,” imbuhnya.

Yordan pun mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat yang hadir untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Serentak 2024.

“Oleh karena itu jangan lupa, tanggal 27 November coblos Bu Risma-Gus Hans nomor urut 3,” pesannya.

Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan, Adi Sutarwijono, pada sambutannya menyampaikan setiap tahunnya, masyarakat Kota Surabaya menerima PIP melalui Puti Guntur Soekarno, anggota Komisi X DPR RI.

Adi juga mengatakan, pendidikan sendiri merupakan salah satu bidang yang menjadi perhatian khusus bagi PDI Perjuangan.

“Pendidikan adalah aspek yang paling fundamental, salah satu tujuan negara Indonesia, ialah mencerdaskan kehidupan bangsa, karena itulah segala bentuk keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan dapat dipangkas lebih cepat karena warganya melek terhadap pendidikan,” ujar Adi.

Adi pun mengungkapkan salah satu program yang diusung pasangan calon Gubernur nomor urut 3, Risma-Gus Hans, ialah membebaskan biaya pendidikan SMA dan SMK Negeri di Jawa Timur.

“Bu Risma ketika menjabat Wali Kota Surabaya, berhasil membebaskan biaya pendidikan mulai dari SD hingga SMA/SMK negeri tahun 2011-2017, sebelum akhirnya diambil alih oleh Pemerintah Provinsi,” ungkap Adi.

Tidak hanya pasangan Risma-Gus Hans, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Eri-Armuji juga menyatakan komitmennya di bidang pendidikan, dengan meningkatkan kuota program Beasiswa Pemuda Tangguh bagi SMA/SMK swasta dan tingkat Universitas.

“Begitu pula pelajar tidak mampu diberikan bantuan seragam gratis dan juga kuota Beasiswa Pemuda Tangguh di tingkat SMA/SMK swasta dan untuk mahasiswa juga akan ditambahkan,” ucapnya.

Sementara itu, Saroni, Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Sambikerep, mengapresiasi Puti Guntur Soekarno, yang memiliki komitmen tinggi pada dunia pendidikan. Terutama kepada masyarakat yang kurang mampu. Sehingga setiap tahunnya ribuan PIP bisa dibagikan di Kecamatan Sambikerep.

“Untuk tahun ini Kecamatan Sambikerep sudah terealisasi sekitar lebih dari 1.000 penerima manfaat PIP, yang per tahunnya jenjang SD, Rp 450 ribu, SMP Rp 750 ribu, SMA/SMK Rp 1.8 juta, khusus yang SMA/SMK ada peningkatan Rp 800 ribu dibandingkan tahun lalu,” ujar Saroni.

Dia pun berpesan agar dana yang diterima nantinya dapat bermanfaat bagi pendidikan para siswa. Sehingga kualitas pendidikan tiap anak mampu meningkat.

“Saya harap dana yang cair, murni dipergunakan untuk biaya pendidikan anak, di Surabaya tidak boleh ada anak yang tidak sekolah karena kekurangan biaya. PDI Perjuangan akan selalu berada di tengah masyarakat, untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada di Kota Surabaya,” pungkasnya. (gio/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS