BOJONEGORO – Calon Bupati Bojonegoro nomer urut satu, Teguh Haryono yang berpasangan dengan Farida Hidayati hadir di Ngopi (Ngobrol apik-apik) dengan relawan dan masyarakat Bojonegoro di Cafe Joglo Delik, Sabtu (5/10/2024).
Ngopi bareng ini adalah sebagai sarana dialog dan diskusi untuk memecahkan masalah dan mencari solusi atas persoalsn yang dihadapi masyarakat Bojonegoro saat ini dan nanti.
Teguh Haryono yang hadir sebagai narasumber menyampaikan, untuk membangun Bojonegoro lebih maju dan berkembang di berbagai sektor, salah satunya adalah membangun industri-industri baru yang ada di desa.
“Saya bercita-cita ingin menyiapkan dan membangun industri-industri di beberapa wilayah di Bojonegoro untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu kita akan bangun infrastruktur digital yang memadai yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat agar lebih kreatif.”
“Salah satu contoh adalah untuk promosi produk lokal, yang memiliki keunikan dan keunggulan, dengan fasilitas digital yang memadai bisa digunakan masyarakat untuk berjualan,” ujarnya dengan optimis.
Teguh Haryono yang juga seorang Pakar Ketahanan Budaya menambahkan ada 7 program yang telah disiapkan untuk mempercepat proses pembangunan di Bojonegoro.
Salah satunya adalah Inkubasi bisnis untuk UMKM, terutama di bidang teknologi dan ekonomi kreatif.
Digitalisasi UMKM, agar usaha-usaha kecil dan menengah di Bojonegoro dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Dengan program ini, Teguh dan Farida berharap dapat membangun masyarakat yang sehat dan kreatif, serta mampu bersaing di era global.
Prof Dr Muslih, Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang menjadi narasumber, memberikan pandangannya terhadap Bojonegoro kedepan.
“Orang Bojonegoro itu luar bisa, dan Bojonegoro harus dibawa kemana, kita harus mengembalikan citra Bojonegoro untuk bersaing dengan daerah lain,” pesan pria yang lahir di Desa Sarirejo Kecamatan Balen.
Prof Muslih menambahkan, Bojonegoro harus ada terobosan terutama terkait kepemimpinan, karena yang tampil ini adalah putra terbaik Bojonegoro.
“Dan yang bisa mengalahkan globalisasi atau produk-produk luar adalah hasil karya lokal yang memiliki keunikan dan menarik, sehingga siapapun yang menjadi pemimpin Bojonegoro harus memikirkan kemaslahatan umat,” tutupnya. (dian/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS