Minggu
16 Maret 2025 | 3 : 04

23 Kampung di Surabaya Raih Penghargaan ProKlim 2024

pdip-jatim-240811-ec-proklim

SURABAYA – 23 Kampung di Kota Surabaya dapat penghargaan Program Kampung Iklim (ProKlim) Tahun 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas komitmen masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di lingkungan setempat.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, dalam puncak Festival LIKE 2 di Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).

Pada tahun ini KLHK membagi dalam dua kategori nominasi yaitu ProKlim Lestari (tertinggi) dan ProKlim Utama.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengapresiasi kerja keras masyarakat dan berbagai pihak yang telah berhasil meraih penghargaan Proklim dari Kementerian LHK.

Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi dan gotong-royong antara masyarakat, pemerintah serta stakeholder dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik.

“Kami sangat bangga dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang telah bekerja keras untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang peduli lingkungan,” ucap Eri Cahyadi, Minggu (11/8/2024).

“Penghargaan ini merupakan motivasi bagi kita semua untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup,” sambung dia.

Eri mengungkapkan, ada dua kampung di Surabaya yang berhasil meraih Trophy ProKlim Lestari atau penghargaan kategori tertinggi dari Kementerian LHK. Kedua kampung itu adalah Kelurahan Pagesangan dan RW 1 Banjar Sugihan.

“Jadi untuk bisa menjadi ProKlim Lestari itu harus membina 10 ProKlim Utama,” sebutnya.

Selain ProKlim Lestari, Kementerian LHK juga memberikan penghargaan ProKlim Utama kepada 21 kampung iklim di Kota Surabaya.

Di samping dua kategori penghargaan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga menerima penghargaan berupa Piagam Apresiasi Pembina ProKlim Tahun 2024.

“Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi Kementerian LHK kepada pemerintah kota karena telah berpartisipasi aktif dalam melaksanakan pembinaan ProKlim,” terang Eri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengungkap salah satu faktor dua kampung di Surabaya berhasil meraih ProKlim Lestari.

Yakni kedua lokasi ini telah melakukan berbagai inovasi yang berdampak positif pada lingkungan serta meningkatkan kualitas hidup warganya.

“Misalnya Kelurahan Pagesangan yang berhasil memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan produktif, seperti Getol (Gesang Bawah Tol) yang semula tempat pembuangan sampah liar, sekarang menjadi ruang terbuka hijau yang ditanami sayuran untuk ketahanan pangan warga,” beber Dedik.

Selain itu, konsep Gerakan Balik Kanan (Geblak) di Pagesangan juga menjadi salah satu aksi adaptasi. Rumah-rumah penduduk di sana yang sebelumnya membelakangi sungai kini menghadap sungai.

Sehingga warga bantaran sungai menjadi lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Tidak hanya itu, Kelurahan Pagesangan bahkan telah menjadi laboratorium pengelolaan lingkungan. Kampung ini sering menjadi tujuan studi banding bagi siswa, mahasiswa, dan masyarakat yang ingin belajar tentang IPAL dan pengelolaan sampah.

Inovasi lain di Pagesangan adalah kolam retensi yang multifungsi. Selain sebagai resapan air dan pencegah banjir, kolam ini juga dijadikan tempat memancing oleh warga setempat.

“Kolam ini tidak hanya berfungsi ekologis, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar,” sebut Dedik.

Sedangkan RW 1 Banjar Sugihan Surabaya, berhasil mengubah wilayahnya menjadi kampung tematik yang inovatif. Warga di sana memanfaatkan lahan kosong untuk menanam sayuran.

Hasil dari pertanian itu kemudian digunakan memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, sekaligus berkontribusi dalam upaya mencapai nol stunting.

Menurut Dedik, berbagai aksi adaptasi dan mitigasi yang dilakukan RW 1 Banjar Sugihan telah berhasil menciptakan ekonomi sirkuler.

“Side effect dari inovasi ini sangat positif. Tidak hanya lingkungan yang terjaga, tetapi juga ekonomi warga semakin meningkat,” jelasnya.

Selain dua lokasi tersebut, 21 kampung Surabaya peraih ProKlim Utama juga dinilai berhasil memanfaatkan lahan yang ada menjadi ketahanan pangan, seperti menanam sayuran, budidaya ikan.

Mereka juga peduli terhadap pengelolaan sampah serta konservasi energi dan air melalui penggunaan Solar Cell, IPAL dan lampu LED.

“Warga juga berhasil mengatasi kerentanan yang ada di masing-masing lokasi dengan membuat lubang biopori dan saluran pengelola air yang baik sehingga terhindar dari banjir,” ujar Dedik.

Pemerintah kota, imbuh dia, berharap ke depan jumlah kampung ProKlim Lestari Surabaya bisa terus bertambah. (nia/pr)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Kunjungi Pasar Ramadan, Bupati Sugiri Sebut Daya Beli Masyarakat Membaik

PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, didampingi Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Ponorogo, Susilowati, ...
KRONIK

Erma Gelar Sosialisasi Pertanian Bersama Masyarakat Kecamatan Gondang dan Karangrejo

TULUNGAGUNG – Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Erma Susanti, menggelar Sosialisasi Pertanian bersama ...
KRONIK

Capai Target Swasembada Pangan, Banyuwangi Kolaborasi dengan Sejumlah Pihak

BANYUWANGI – Sebagai upaya mendukung swasembada pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi membangun ...
LEGISLATIF

Ingin Dapat Perhatian Pemerintah, Pekerja Seni di Paron Wadul di Reses Pak Radji

NGAWI – Anggota Fraksi PDI Perjuangan, DPRD Kabupaten Ngawi, Drs. Soeradji, MM mendapatkan atensi dari kelompok ...
SEMENTARA ITU...

Jadi Narsum di Unisba, Erma Susanti Soroti Perempuan sebagai Agen Perubahan

BLITAR – Universitas Islam Blitar (Unisba) menggelar Lentera Ramadhan dengan tema “Menyalakan semangat pemberdayaan ...
LEGISLATIF

Tak Harus Bertemu, Sutardi Persilakan Masyarakat Sampaikan Aspirasi Lewat WhatsApp

MADIUN – Kecanggihan teknologi yang berkembang pesat menjadi salah satu yang memudahkan masyarakat untuk mencari ...