Jumat
24 Oktober 2025 | 6 : 43

Kenang Perjuangan Tegakkan Demokrasi, DPC Lamongan Peringati Kudatuli

LAMONGAN – DPC PDI Perjuangan Lamongan menggelar acara refleksi dan doa bersama untuk memperingati peristiwa berdarah Kudatuli pada 27 Juli 1996. Acara yang berlangsung di kantor DPC itu diikuti oleh ratusan kader dan pengurus partai se-Kabupaten Lamongan.

Ketua DPC PDI Perjuangan Lamongan, Husen, menyampaikan bahwa peristiwa Kudatuli merupakan tonggak awal reformasi di Indonesia.

“Tragedi Kudatuli mengajarkan kita betapa pentingnya perjuangan untuk menegakkan demokrasi. Peristiwa ini juga menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap rezim otoriter,” ujar Mas Husen, Sabtu (27/

Selain menggelar doa bersama, peserta acara juga menyaksikan film dokumenter tentang peristiwa Kudatuli yang dibuat oleh Badan Kebudayaan DPP PDI Perjuangan.

Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi.

“Kami berharap peristiwa Kudatuli tidak hanya menjadi kenangan pahit, tetapi juga menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda. Kita harus terus memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan keadilan,” ucapnya.

Baca juga: Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996, Sejarah, Tokoh, dan Kronologinya

Mas Husen menyampaikan, refleksi peristiwa Kudatuli ini bukan untuk membuka luka lama, tapi lebih pada mengenang agar mengerti bahwa proses panjang perjalanan partai agar tetap menjadi partai yang peduli dan berpihak kepada wong cilik.

“Tragedi kudatuli merupakan tonggak awal reformasi 1998. Yakni ditandai adanya perlawanan rakyat terhadap pemerintah yang otoriter. Mungkin kalau tidak ada Kudatuli tidak muncul reformasi,” tuturnya.

DPP PDI Perjuangan tetap berkomitmen mengawal jalan proses penyelidikan secara tuntas atas tragedi Kudatuli melalui Komnas HAM dan menghukum para pelaku kejahatan kemanusiaan.

“Agar di masa mendatang menjadi pembelajaran dan tidak terulang kembali peristiwa Kudatuli,” ucapnya.

Lebih lanjut, Mas Husen mengatakan, dalam peristiwa ini Ibu Megawati merupakan simbol perlawanan rakyat yang menginginkan demokrasi sebagai pilar negeri ini.

“Jangan sampai demokrasi dimatikan oleh penguasa. Salah satu pilar demoktasi adalah adanya partai, partai merupakan intrumen demokrasi untuk mewujudkan cita cita kemerdekaan Republik Indonesia,” katanya.(mnh/hs)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Hari Santri Nasional, Ina Ammania Ajak Santri Melek Teknologi sebagai Sarana Berdakwah

BANYUWANGI – Momentum Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025 merupakan momentum penting untuk menengok kembali ...
LEGISLATIF

Salah Satu Wakilnya Tersangkut Masalah Hukum, Widarto: Kinerja DPRD Jember Masih Normal

JEMBER – Penetapan status tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember terhadap salah satu Wakil Ketua DPRD ...
LEGISLATIF

Budi Wahono Realisasikan Aspirasi Warga, Jalan Desa Bacem Kini Mulus Dihotmix

MADIUN — Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Madiun, Budi Wahono, terus membuktikan komitmennya dalam ...
LEGISLATIF

Candra: Penurunan Harga Pupuk Bersubsidi Melegakan Petani

JEMBER – Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ary Fianto mengatakan, kebijakan pemerintah pusat menurunkan harga pupuk ...
SEMENTARA ITU...

GOW Gelar Gebyar Wirausaha Perempuan, Eri Cahyadi Berharap UMKM Naik Kelas

SURABAYA – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Surabaya kembali menggelar Gebyar Wirausaha Perempuan 2025 yang ...
KABAR CABANG

Banteng Kota Malang Teguhkan Semangat Kebangsaan di Hari Santri Nasional 2025

MALANG – PDI Perjuangan Kota Malang menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan ...