Selasa
26 November 2024 | 1 : 37

Naskah Pidato Politik Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Pembukaan Rakernas 5 Tahun 2024

20240524_163336_copy_623x380_copy_498x304

JAKARTA – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) kelima PDI Perjuangan berlangsung di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, 24-26 Mei 2024.

Rakernas ditandai dengan penyalaan api pada tungku besar di lokasi rakernas dengan pemantik obor api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah.

Membuka acara rakernas, Megawati menyampaikan pidato politiknya. Berikut naskah lengkapnya:

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh,
Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Syaloom,
Om Swasti Astu,
Namo Budaya,
Salam Kebajikan,
Rahayu.

Marilah terlebih dahulu kita pekikkan salam nasional kita:
Salam Pancasila! Merdeka! Merdeka! Merdeka!!

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu Wata’ala, sehingga Rakernas V PDI Perjuangan ini dapat dilaksanakan.

Rakernas V ini berlangsung diantara dua momentum historis yang sangat penting, yakni kebangkitan nasional dan lahirnya Pancasila. Kebangkitan nasional adalah DAYA INSPIRATIF VISIONER tentang bagaimana paham kebangsaan tumbuh, dan menggerakan perjuangan kemerdekaan bangsa. Sedangkan Pancasila lahir sebagai ideologi yang menyatukan. Pancasila adalah falsafah, prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara, dan ideologi geopolitik bangsa
dalam membangun persaudaraan dunia.

Saudara-saudara,

Rakernas V ini diawali dengan prosesi menyalakan Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam. Api inilah yang menjadi sumber semangat, dan cahaya terang di dalam menghadapi kegelapan demokrasi. Dengannya, PDI Perjuangan terus memimpin pergerakan bangsa menuju cita-cita Indonesia Raya.

Dengan api perjuangan ini, kita sebagai partai pelopor, selalu bersikap optimis karena besarnya kekuatan akar rumput yang menopang kita sebagai partai.

Karena itulah selaku Ketua Umum
Partai dan atas nama PDI Perjuangan, kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, yang dengan penuh semangat dan kecintaanya, selalu mendukung PDI Perjuangan hingga tetap berdiri tegak, menjadi Pemenang Pemilu Legislatif Tiga Kali Berturut-turut.

Perjuangan ini tidaklah mudah. Sebab apa yang terjadi, benar-benar sebagai “badai anomali akibat kecurangan secara struktur, sistematis, dan masif (TSM).

Hadirin sekalian,

Reformasi lahir sebagai koreksi menyeluruh terhadap watak pemerintahan otoriter, untuk mewujudkan negara hukum yang demokratis. Dalam proses ini, partai politik, pers, supremasi hukum, sistem meritokrasi, dan Pemilu yang jurdil harus hadir sebagai satu ekosistem demokrasi.

Dalam masa kepemimpinan saya sebagai Presiden Kelima RI, reformasi telah emisahkan TNI dan POLRI. Kedua lembaga negara ini dituntut profesional, melepaskan dirinya dari Dwi Fungsi ABRI, dan bersikap netral dalam setiap pesta demokrasi.

Intermezo:
Selaku Mandataris MPR terakhir, saya menerima penugasan untuk memisahkan TNI dan POLRI.

Suasana kebatinan saat itu berangkat dari kenyataan, bagaimana ABRI selama Orde Baru digunakan sebagai “mesin politik” melalui fungsi sosial politiknya.

Pemisahan ini dilakukan sebagai kehendak rakyat. Dalam proses itu, saya berharap agar TNI dan POLRI dapat belajar dari para seniornya. Misal dari TNI: Panglima Besar Jendral Sudirman; Jendral Oerip Sumohardjo; Gatot Subroto, dll. Dari POLRI ada sumber keteladan dari Jendral Hoegeng.

Namun mengapa kini, sepertinya TNI dan POLRI dibawa lagi ke politik praktis sebagaimana kita rasakan dalam Piles yang baru saja berlalu.

Hadirin sekalian,

Reformasi menempatkan nepotisme, kolusi, dan korupsi sebagai musuh bersama, dan atas dasar inilah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pemilu Presiden dan Wakil Presiden untuk pertama kalinya dilaksanakan secara langsung pada tahun 2004, dan Mahkamah Konstitusi lahir sebagai penjaga konsitusi dan benteng demokrasi.

Namun penilaian secara kritis
terhadap apa yang terjadi pada Pemilu Presiden 2024, keseluruhan cita cita reformasi tersebut sepertinya lenyadalam sekejap.

Mahkamah Konstitusi ternyata bisa diintervensi oleh kekuasaan. Hal ini nampak jelas melalui keputusan terhadap perkara nomer 90 yang menimbulkan begitu banyak antipati. Ambisi kekuasaan, sukses mematikan etika, moral, dan hati nurani hingga tumpang tindih kewenangan.

Dalam demokrasi yang sehat, terlebih dalam sistem politik dalam negara kesatuan yang berbentuk republik, seharusnya hanya ada satu lembaga di tingkat nasional yang memiliki fungsi legislasi.

Dengan demikian, setiap penambahan materi muatan dalam suatu undang-undang, harus lahir melalui proses legislasi di DPR RI, bukan melalui judicial review di MK sebagaimana terjadi akhir-akhir ini. Dalam kaitan ini, MK hanya memiliki kewenangan menguji dan memutuskan, apakah suatu undang-undang sesuai atau bertentangan dengan konstitusi.

Intermezo: MK itu saya yang mendirikan. Saya yang mencarikan sendiri tempatnya yang strategis di Ring Satu Istana. Saya selalu berharap, sebagaimana yang saya tuliskan dalam Amicus Curiae, agar
setiap ketukan palu hakim MK benar-benar menjadi PALU EMAS BAGI TEGAKNYA KONSTITUSI DAN DEMOKRASI, bukan Palu Godam kegelapan!

Hadirin sekalian,

Pemilu 2024 sering dinyatakan sebagai pemilu paling buruk dalam sejarah demokrasi.

Pernyataan ini banyak disuarakan oleh para akademisi, para tokoh masyarakat sipil, dan juga para guru besar, hingga seniman dan budayawan. Namun hal yang begitu menyedihkan saya adalah, terjadinya pengingkaran terhadap hak kedaulatan rakyat itu sendiri.

Hal ini dibuktikan, melalui praktik penyalahgunaan kekuasaan, dengan menggunakan sumber daya negara demi
pentingan elektoral. Intimidasi hukum terjadi atas nama kekuasaan. Berbagai kerusakan demokrasi inilah yang disoroti oleh Prof. Arief Hidayat, Prof Saldi Sira, dan Prof Enny Nurbaningsih melalui dissenting opinion mereka.

Intermezo:
Saya menyampaikan apresiasi atas keberanian menyampaikan dissenting opinion. Ini baru pertama kalinya terjadi dalam sejarah sengketa Pilpres.

Dengan realitas tersebut, menjadi perenungan kita bersama, bukankah ketika gagasan Pemilu Presiden dilaksanakan secara langsung, seluruh asumsi yang ada saat itu, berangkat dari hipotesis bahwa kecurangan yang sifatnya terstruktur, sistematis, dan masif tidak akan mungkin
terjadi. Namun seluruh asumsi tersebut, terbukti bisa dijungkir-balikkan. Kondisi inilah yang saya sebut anomali.

Hadirin Sekalian,

Terjadinya anomali demokrasi,  ecara gamblang dijelaskan oleh DR Sukidi, seorang pemikir  bhinnekaan yang disegani. So

sok cendekiawan ini menjelaskan fenomena kepemimpinan paradoks yang memadukan populisme dan Machiaveli hingga lahirlah watak pemimpin auoritarian populism. Dalam karakternya yang seperti ini, hukum pun dijadikan pembenar atas tindakannya yang sepertinya memenuhi kaidah demokrasi, namun sesungguhnya hanyalah prosural. Disinilah hukum menjadi alat, bahkan pembenar dari ambisi kekuasaan itu. Inilah yang oleh para pakar disebut dengan Autocratic Legalism.

Intermezo:
Saya tergaket-kaget, tiba-tiba ada revisi UU MK yang dilaksanakan melalui proses yang tidak benar. Sain dilaksanakan tiba-tiba, dan pada masa reses, sepertinya menyembunyikan suatu kepentingan politik yang begitu besar. Juga rencana pelarangan produk jurnalistik investigatif
dalam UU Penyiaran.

Menghadapi berbagai anomali demokrasi tersebut, tentu pilihannya bukanlah dengan
mencabut hak rakyat, dan mengembalikannya ke dalam tangan MPR RI. Pilihan yang lebih bijak adalah percaya pada adagium Vox Populi Vox Dei, bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan.

Adaqium ini juga diyakini bekerja dalam peribahasa: “Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai”; ataupun dalam berbagai ekspresi: “Milik Nggendong Lali” yang menjadi tema perenungan sosok seniman Butet Kartaredjasa.

Terhadap keseluruhan apa yang terjadi, PDI Perjuangan diajarkan oleh sejarah, untuk percaya pada SATYAM EVA JAYATE, bahwa kebenaran PASTI akan menang! Inilah tema Sentral Rakernas PDI Perjuangan!!!

Hadirin sekalian,

Satyam Eva Jayate adalah spirit yang diberikan oleh Raden Wijaya pada akhir abad 13. Kebenaran pasti MENANG merupakan falsafah yang menjadi pegangan dalam perjuangan menghadapi kezoliman. Pesan politik kevenaran ini juga dapat diambil dari keteladanan Nabi
Muhammad Shallalahu’ alaihi Wa Sallam. Kepada sahabat nabi yang hidup paling miskin namun sangat berbahagia, yakni Abu Dzar al-Gifari, Rasulullah berpesan: Qulil Haqq Walau kanna
Mura (baca: Qulil haq’qo Walau Kanna Muran),
yang artinya “Samp ikan kebenaran
meskipun itu pahit”.
Hal yang sama juga disampaikan Siddhartha Gautama bahwa ada 3 (tiga) hal yang tidak bisa disembunyikan, yakni matahari, bulan, dan kebenaran. Kita juga sering mendengarkan ungkapan bijak, bahwa apapun kebohongan, kebenaran pasti akan mengejarnya.

Dari Zenith muncul kebijaksanaan: “kebenaran itu suci di atas segalanya” Kebenaran dalam politik inilah jalan terhormat yang kita pilih. Kita tidak akan pernah bergeser dalam keyakan ideologis, termasuk keteguhan dalam menjaga konstitusi, meski tubuh Banteng Moncong Putih ini terluka disana-sini.

Kita adalah Banteng yang tahan banting. Di dalam diri kita bersemayam jiwa perjuangan dan harapan wong cilik, yang begitu tahan menderita karena percaya adanya Ratu Adil. Berkaitan dengan daya tahan Wong Cilik ini, perkenankanlah saya mengutip cuplikan Puisi dari sosok rohaniawan dan budayawan DR. Sindhunata:

“Ia hanya mau orang mengerti,
harapannya adalah MATAHARI,
dan jagonya adalah penderitaannya sendiri,

Ia percaya Ratu Adilnya tak lain hanyalah manunggalnya penderitaan dan harapan,
laksana manunggaling kawula lan Gusti…

Mereka, wong cilik itu bukanlah kalah,
mereka hanya menitipkan rahasia penderitaan, tempat tersimpannya harapan akan masa depan…
… di negeri yang gemah ripah loh jinawi …

Saudara-saudara sekalian,

rakyat Indonesia yang saya cintai dan banggakan,

Sudah menjadi tugas sejarah kita untuk tidak pernah berhenti  berjuang mengangkat harkat dan martabat para petani, buruh, tani, dan nelayan. Ini bukan hanya slogan, namun benar-benar menjadi basis keberpihakan Partai.

Namun pengalaman juga mengajarkan bahwa sebagai Partai Politik, kita tidak bisa luput dari kekurangan, terlebih ketika kita berada di pusat kekuasaan.

Sembilan tahun telah dilalui dengan berbagai dinamika politik. Begitu banyak tarik menarik  pentingan terjadi, bahkan j batan menteri pun kini d perebutkan sana-sini.

Intermezo:
ketika menghadapi krisis multidimensi, saya lebih memilih membentuk kabinet yang ramping, dengan jumlah menteri 33, dan bersifat zaken cabinet. Terbukti, krisis dapat di atasi, dan seluruh hutang dengan IMF (International Monetary Fund) dapat dilunasi.

Di dalam mensikapi politik ke depan, sebagai partai yang memiliki sejarah panjang di dalam memperjuangkan demokrasi, kita tetap menempatkan penting adanya checks and balances,
bahwa demokrasi memang memerlukan kontrol dan penyeimbang.

Namun kita juga tidak menafikan bahwa berpolitik mengandung esensi untuk mendapatkan kekuasaan. Hanya strategi dan cara mendapatkan kekuasaanlah yang membedakan kita dengan lainnya.

Dalam menghadapi tantangan yang tidak mudah ke depan, demokrasi semakin memerlukan penopang masyarakat sipil yang kuat; pers yang handal, bebas, dan mengabdi pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Demokrasi juga memerlukan partai politik yang sehat dan terlembaga, serta sistem hukum yang benar-benar berkeadilan.

Bagaimana sikap PDI Perjuangan terhsdap pemerintahan ke depan, tentu harus dicermati dengan seksama. Partai
harus mendengarkan suara akar rumput dan terus berjuang bagi terlembaganya demokrasi yang sehat. Inilah skala prioritas kita.

Apa yang saya pikir kan saat ini, lebih pada tanggung jawab agar berbagai persoalan yang berkaitan dengan pekonomian rakyat mendapat perhatian serius. Perekonomian jangan dipersempit hanya sagai upaya mengundang investor.

Perekonomian bersentuhan dengan
hak rakyat untuk mendpatkan pekerjaan  penghidupan yang layak, ketersediaan pangan dengan harga terjangkau, dan  bagaimana merencang jalan Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri. Jalan berdikari bisa dimulai dengan mewujudkan kedaulatan pangan, energi, kesehatan,
keuangan, hingga pendidikan yang mendorong loncatan kemajuan karena penguasaan pada ilmu pengetahuan, teknologi dan kehandalan riset dan inovasi.

Menghadapi tantangan perekonomian tersebut, Rakernas V Partai harus menjadi suluh perjalanan bangsa. Partai harus menyiapkan agenda strategis masa depan, namun pada saat bersamaan, terus bergulat mencari solusi kongkrit atas berbagai persoalan saat ini.

Hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai dan banggakan,

Mewakili PDI Perjuangan, sekali
lagi saya mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan baik kepada PDI Perjuangan, maupun dukungan yang telah diberikan pada pasangan Ganjar Pranowo-Mahmud MD.

Terimkasih juga saya sampaikan kepada rekan seperjuangan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan H nura serta seluruh relawan yang begitu setia berjuang. Percayalah tidak ada perjuangan yang sia-sia.

Bung Karno menegaskan: For fighting a nation, there is NO journey ends!!! Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh !!!
Habis gelap, terbitlah terang !!!
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa Meridhoi perjuangan kita.

Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh,
Om Santi Santi Santi Om,
Rahayu.

KETUA UMUM PDI PERJUANGAN
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Meski Tak Dianggarkan, Bupati Mas Ipin Pastikan Makan Siang Bergizi Tetap Jalan

TRENGGALEK – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin memastikan program makan siang bergizi akan dijalankan di ...
KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...