BLITAR – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto optimistis pada Pilpres 2024 pasangan calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md akan meraih kemenangan di kawasan Tapal Kuda, selain di kawasan Jawa Timur lainnya.
Hal itu dia sampaikan menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti acara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ziarah ke Makam Bung Karno di Kota Blitar, Jumat (9/2/2024).
Menurut Hasto, kawasan Mataraman masih jadi basis PDI Perjuangan, selain daerah Jatim lainnya, seperti Surabaya dan sekitarnya, serta Malang Raya.
Baca juga: 5 Hari Jelang Coblosan Pemilu 2024, Megawati Soekarnoputri Nyekar Makam Bung Karno
Daerah Mataraman meliputi Kota Madiun, Kabupaten Madiun. Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo.
Lalu Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Tulungagung.
“Apalagi dengan adanya figur Prof Mahfud Md sebagai cawapres dan juga masuknya Mbak Yeni Wahid di tim pemenangan, maka daerah yang ada di Tapal Kuda juga menjadi fokus kami,” jelas Hasto
Selain karena adanya figur Mahfud Md dan Yeni Wahid, alasan Hasto merasa yakin dan optimis meraih kemenangan di dua kawasan itu, dan kawasan Jatim lainnya, karena adanya gerakan moral yang saat ini serentak disuarakan oleh para guru besar dari banyak universitas.
“Apa yang disampaikan oleh para guru besar itu adalah kekuatan kebenaran. Kami berharap semangat itu akan juga mendidik masyarakat untuk turut serta bergerak melawan penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak tertentu,” terang Hasto.
Jika seluruh rakyat dan segala unsur bergerak, lanjutnya, maka gerakan ini akan menjadi gerakan gotong royong melawan ketidakbenaran.
“Dan memang inilah yang menjadi ciri khas Ganjar-Mahfud, yakni pergerakan rakyat yang dilakukan secara gotong royong,” sambung Hasto.
Sementara itu, lanjutnya, mengutip apa yang disampaikan oleh pengusaha Boy Thohir bahwa sepertiga penyumbang ekonomi nasional turut menyumbang dan mendukung pasangan calon nomor urut 02.
Sehingga menurut Hasto, ini adalah pertarungan antara kekuatan rakyat melawan kekuatan oligarki.
“Pergerakan rakyat versus kekuatan modal, kalau modal itu kan selalu ingin mencari untung terbesar, kalo rakyat itu berdedikasi, maka keduanya adalah hal yang bertentangan,” sebutnya.
Hasto menjelaskan, untuk menjadi seorang pemimpin yang baik maka keberpihakannya harus jelas dan tegas kepada masyarakat.
Sementara menurutnya, saat seseroang memiliki hutang budi terhadap pemodal, maka hal itu mustahil dilakukan. Sehingga akan mengesampingkan urusan rakyat kecil.
“Pengalaman 2014 yang lalu, ada perubahan justru terjadi pada h-5 pelaksanaan pemilu. Sehingga perubahan h-5 ini justru akan menunjukkan kekuatan kebenaran dari rakyat itu sendiri,” pungkas Hasto. (arif/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS