TRENGGALEK – Mengawali rangkaian safari politik di Kabupaten Trenggalek, Siti Atikoh istri Capres Ganjar Pranowo menyapa para perajin besek (kemasan tradisional berbahan bambu) di Desa Winong, Kecamatan Tugu, Senin (18/12/2023).
Kehadiran Atikoh disambut meriah oleh 300-an perajin yang mayoriyas kaum perempuan atau mak-mak warga setempat.
Sembari berebut salam dengan Atikoh, teriakan “Bu Presiden, Bu Presiden”, terdengar lantang bersahutan di Kampung Besek tersebut.
Di sore itu, Atikoh yang didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek Novita Hardini, ikut menganyam besek bersama warga. Atikoh juga menyerap kebutuhan perajin di sana.
Satu di antaranya, Ibu Nani. Dia menyampaikan, bahwa salah satu kendala yang mereka hadapi adalah saat musim penghujan tiba, karena bahan besek rawan terkena jamur.

Selain itu, proses pemasaran yang masih konvensional, juga menjadi problem tersendiri.
“Sebenarnya kendalanya tidak seberapa besar, tapi kalau itu terselesaikan, pasti usaha kami semakin berkembang,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Atikoh dengan begitu ramah mengapresiasi Nani dan perajin lainnya.
Baginya, sosok perempuan ibu rumah tangga yang tanggap dalam mencari tambahan nafkah keluarga, merupakan hal yang luar biasa.
“Panjenengan semua di sini betul luar biasa. Inilah wujud nyata dari pemberdayaan ekonomi rakyat yang sangat luar biasa. Mak-mak tidak hanya tinggal diam, tetapi berkarya dan menghasilkan rejeki tambahan untuk keluarga,” sebut Atikoh.

Alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu juga membumikan program unggulan pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Mahfud MD.
Antara lain KTP Sakti (Satu Kartu Terpadu Indonesia), yang bisa menjadi satu kartu untuk semua kebutuhan masyarakat.
“Melalui KTP Sakti, semua implementasi kebijakan kita tidak mungkin salah sasaran, karena satu kartu dapat dipergunakan untuk semua kebutuhan. Juga program wajib belajar 12 tahun, serta satu keluarga satu sarjana,” jelasnya.
Sementara itu, Novita Hardini menerangkan, keberhasilan dari perajin besek di Trenggalek ini, salah satunya ialah penurunan drastis angka TKI ke luar negeri.
“Kalau dulu, sumber penghasilan TKI terbesar itu dari Trenggalek. Tapi sekarang tidak lagi, karena perempuan di sini sudah kreatif berkarya untuk diri mereka,” beber istri Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin tersebut. (yol/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS