SURABAYA – Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Khusnul Khotimah mendorong mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) ikut mengontrol kebijakan pemerintah, khususnya di Kota Surabaya.
Menurutnya, partisipasi mahasiswa ini sebagai bagian dari upaya mendukung pemerintah mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Ajakan ini dia sampaikan saat menjadi narasumber dalam webinar Sekolah Legislatif bertema, “Revitalisasi Mahasiswa Sebagai Legislator Muda”, oleh Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair.
“Saya mendorong Badan Legislatif Mahasiswa aktif dalam melakukan kontrol kerja di lembaga pendidikan Unair. Kemudian bisa diperluas untuk melakukan kontrol kebijakan birokrasi pemerintahan Kota Surabaya,” kata Khusnul, Minggu (19/9/2021).
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya ini pun bersyukur dan mengapresiasi BLM FST Universitas Airlangga yang sudah menyiapkan wadah untuk bertukar fikiran dalam bentuk Sekolah Legislatif tersebut.
Direktur Kemahasiswaan Unair, Dr M Hadi Shubhan, SH MH CN, turut menjadi narasumber dalam webinar yang diikuti lebih dari 100 mahasiswa Unair tersebut.
Dalam webinar tersebut, Khusnul Khotimah juga menegaskan bahwa kesejahteraan warga Kota Surabaya merupakan prioritas baginya.

Menurutnya, hingga hari ini pandemi Covid-19 masih belum berakhir, tetapi hal tersebut tidak boleh menjadi penghambat untuk terus bergerak memastikan kesejahteraan rakyat terjamin.
“Warga Kota Surabaya sudah mempercayakan saya sebagai wakilnya di parlemen, maka kesejahteraan mereka, merupakan tanggung jawab saya,” tegas Khusnul Khotimah.
Kader Banteng tersebut menegaskan, pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangatnya untuk turun ke masyarakat.
“Selama PPKM ini saya beranikan diri untuk pantau langsung keadaan mereka. Saya harus memastikan keadaannya, dan mendengar langsung apa yang menjadi aspirasinya,” tuturnya.
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini juga menceritakan pengalamannya saat melakukan sidak kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SMP sekitar Suramadu dan SMK sekitar Plaza Marina.
Ketika turun ke lapangan, dia melihat beberapa anak masih mengenakan seragam sekolah jenjang sebelumnya, yakni seragam sekolah dasar (SD).
“Saya pastikan pada mereka bahwa itu tidak ada masalah. Seragam itu bukan suatu prioritas, karena esensi dari pendidikan adalah perubahan karakter, perubahan budaya, dan kultur,” tegas Khusnul Khotimah. (yols/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS