JAKARTA – Mantan Wali Kota Blitar dua periode Djarot Saiful Hidayat menyatakan siap blusukan sesering mungkin ke perkampungan ibukota. Turba itu dilakukan untuk berdialog langsung dengan warga Jakarta, bukan hanya melihat-lihat keadaan.
Menurut Djarot, blusukan akan dilakukan tanpa pemberitahuan. “Jangan kaget kalau misalnya ketemu saya naik motor di kampung-kampung. Kalau ada pemberitahuan nanti kita malah enggak bisa dialog sama warga,” kata Djarot, usai pelantikannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu (16/12/2014).
Djarot ingin mengedepankan dialog, untuk membuat Jakarta lebih nyaman dihuni warganya. Dia akan berbicara dengan kelompok sasaran, misalnya soal program-program pemerintah DKI yang akan dilaksanakan.
“Kita akan buat warga otaknya penuh, pintar, perutnya kenyang dan dompetnya juga ada isi. Kan begitu seperti kata Pak Gubernur. Kita akan wujudkan itu,” ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan itu resmi menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta setelah dilantik Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Djarot mengucapkan sumpah sebagai Wagub DKI sisa masa jabatan 2012-2017 yang pembacaannya dituntun Ahok.
Saat pelantikan Djarot, tampak hadir Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Mengenakan baju kurung dan rok bermotif sama dengan paduan selendang berwarna kuning, Mega tiba sekitar pukul 11.17 WIB.
Di tempat pelantikan, Megawati duduk di kursi paling depan di antara Ahok, Djarot, Veronica (istri Ahok), dan Happy Farida (istri Djarot). Megawati menyaksikan penandatanganan pakta integritas dan sumpah jabatan Djarot. Selain Mega, politisi PDI Perjuangan lain yang hadir dalam pelantikan adalah Maruarar Sirait, Sidarto Danusubroto, dan Prasetyo Edi Marsudi.
Dimulai dari Akademisi, Politisi, hingga Birokrat
Sebelum malang melintang di dunia pemerintahan, Djarot lebih banyak berkecimpung di dunia pendidikan. Djarot mendapat gelar S1 Fakultas Ilmu Administrasi setelah lulus dari Universitas Brawijaya tahun 1986. Kemudian, dia menyandang gelar S2 Fakultas Ilmu Politik di tahun 1991 dari Universitas Gadjah Mada.
Pria berkumis itu memulai aktivitasnya di dunia akademisi dengan menjadi dosen. Djarot banyak berkecimpung di dunia pendidikan dan menghabiskannya di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Dia juga pernah menduduki posisi Pembantu Rektor I di kampus yang sama kurun waktu 1997-1999.
Kemudian dalam kurun waktu tahun 1999 hingga 2000, Djarot memulai karir di dunia politik dengan menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur. Djarot lantas menjadi Wali Kota Blitar periode 2000-2005, dan periode 2005-2010. Di periode kedua sebagai wali kota, dia juga menjadi Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.
Ketika memimpin Blitar, banyak hal yang digagas Djarot yang dikenal sangat membatasi mal bertingkat dan gedung pencakar langit. Dia lebih memilih untuk menata pedagang kaki lima dengan konsep matang.
Selama menjabat Wali Kota Blitar, Djarot pernah menerima Penghargaan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah di tahun 2008. Selain itu, dia juga menerima Penghargaan Terbaik Citizen’s Charter Bidang Kesehatan Anugerah Adipura selama 3 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2006, 2007, dan 2008. (pri/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS