BONDOWOSO – Wakil Bupati Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat, menggelar rapat pertemuan dengan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membahas upaya penurunan angka stunting, Kamis (25/8/2022).
Dalam pertemuan tersebut, Irwan mengungkapkan, jika sampai saat ini angka stunting di Bondowoso terbilang cukup tinggi, yakni mencapai pada angka 37%. Ia juga menjelaskan, jika untuk menyesuaikan target yang ditetapkan oleh Provinsi Jatim, di tahun 2024 harus berada di angka 21%. Artinya, angka stunting Bondowoso harus turun 5,5% di setiap tahunnya.
Meskipun secara grafik kasus stunting di Bondowoso setiap tahun mengalami penurunan, data yang ada menunjukkan, bahwa secara keseluruhan angka stunting masih tinggi. Karena itu, Wabup Irwan meminta kepada seluruh jajaran OPD, baik dari tingkat kabupaten hingga tingkat desa, untuk bekerja ekstra dan saling bersinergi dalam menangani kasus stunting.
“Secara progres memang ada penurunan angka stunting, namun jika melihat data di kabupaten kita hari ini, kasus stunting masih tinggi. Dan itu menjadi PR kita bersama untuk mengatasinya. Dari itu, kita mulai rumuskan, secara jelas apa, siapa serta bagaimana output di dalam menangani kasus stunting ini,” paparnya.
Ketua DPC PDI Perjuangan Bondowoso itu pun menekankan kepada seluruh OPD agar dalam mengatasi permasalahan stunting ini dapat membentuk sebuah kolaborasi lintas sektoral. Yakni bersinergi dengan berbagai pihak, misalnya pihak dinas kesehatan, kepolisian serta kementerian agama (Kemenag) setempat.
“Ini harus kerja bareng, harus duduk bersama. Tujuannya agar kebutuhan untuk penanganan stunting bisa serempak dan sejalan, karena untuk pengentasan angka stunting ini tidak bisa dilakukan satu pihak saja, tetapi semua pihak memiliki tanggung jawab, jika ingin Kabupaten kita bisa bebas stunting,” terangnya.
Wabup Irwan juga menegaskan, sejauh ini telah ada beberapa terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso untuk menekan angka stunting. Salah satunya dengan mengintensifkan penanganan, mulai dari dulu sampai hilir, pendampingan para remaja melalui Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Meski telah ada beberapa program, Irwan tetap ingin ada langkah-langkah strategis lain agar kasus stunting di Bondowoso benar-benar bisa turun drastis.
“Kalaupun kita sudah ada program khusus untuk mengatasi stunting, itu tidak cukup. Harus ada langkah-langkah lain yang geraknya lebih massif untuk mengatasi stunting ini. Dan target kita, mudah-mudahan bisa tercapai di tahun 2024 angka stunting di Bondowoso bisa turun secara drastis,” pungkasnya. (ryo/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS