Tutup Pendidikan Kader Perempuan, Daniel Rohi: Harus Ada Revolusi Mental

Loading

BATU – Pendidikan Kader Perempuan Gelombang I yang diselenggarakan Badiklatda PDI Perjuangan Jawa Timur secara resmi ditutup. Ketua Badiklatda PDI Perjuangan Jawa Timur, Daniel Rohi memberikan apresiasi kepada para peserta yang telah berhasil mengikuti rangkaian pendidikan hingga akhir.

Menurutnya, kegiatan yang diikuti oleh 93 peserta ini setara dengan pendidikan kader tingkat pratama dan merupakan pendidikan kader perempuan pertama yang diselenggarakan oleh DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.

“Ini adalah pendidikan kader perempuan pertama dan berjalan dengan sangat-sangat baik. Saya melihat ada keseriusan dan keceriaan yang senantiasa mengikuti langkah teman-teman peserta selama mengikuti pendidikan ini,” ungkap Daniel Rohi, di Wisma Perjuangan DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Desa Oro-oro Ombo, Kota Batu, Minggu (13/11/2022).

Seluruh pihak, sebutnya, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari senior-senior partai terutama para kader perempuan PDI Perjuangan yang telah memiliki pengalaman dalam dunia politik.

Mereka telah menularkan dan memberikan inspirasi kepada kader-kader perempuan PDI Perjuangan se-Jawa Timur agar bisa memiliki semangat dan keyakinan untuk berkarya di tengah-tengah kehidupan mereka berbangsa dan bernegara.

“Tantangan paling besar adalah ketika sampai ke rumah. Karena rumah adalah laboratorium eksperimen yang paling tepat untuk kita bisa mengimplementasikan ilmu dan nilai yang kita peroleh dalam pelatihan ini,” jelasnya.

“Sehingga prinsip-prinsip kesetaraan dan emansipasi yang sudah didapat dalam proses pembelajaran ini, dapat mewarnai perjalanan kita sebagai kader partai,” sambung Daniel Rohi.

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut juga berharap, agar para peserta pendidikan ke depannya bisa mengimplementasikan berbagai ilmu dan nilai dalam karya hidupnya sehari-hari. Walaupun dalam realitanya akan terdapat berbagai rintangan dan tantangan.

“Namanya perjuangan itu tidak mudah. Namun bukan berarti tidak mungkin, kita terus-menerus menjadi influencer di tengah lingkungan kita masing-masing. Harapan saya yang terbesar adalah kita harus ada revolusi mental, dari mental yang lama menjadi mental manusia baru,” imbuh Anggota Komisi B Provinsi Jatim tersebut.

Menutup sambutannya, dia mengingatkan bahwa Bung Karno mengatakan revolusi mental dikatakan berhasil apabila seorang kader mampu melakukan perubahan yang positif dalam hidupnya, menjadi seorang manusia baru dengan semangat yang membara dan jiwa yang menyala-nyala ibarat elang rajawali yang terbang tinggi. (ace/pr)