JAKARTA – Mandi sebagai salah satu cara untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Tetapi bagaimana jika keadaan darurat? Diburu waktu atau keterbatasan air?
Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, dr Bayu Utoro, mandi dalam kondisi darurat terjadi karena beberapa hal. Semisal karena minimnya ketersediaan air atau sedang dikejar waktu dan harus buru-buru, atau saat menempuh perjalanan jauh jalur darat.
Dalam konteks kekinian, lanjut dia, semisal ribuan kader PDI Perjuangan Jawa Timur yang berangkat melalui jalur darat untuk pergi ke Jakarta mengikuti puncak peringatan Bulan Bung Karno, Sabtu (24/6/2023). Mandi bisa menjadi hal darurat.
“Rombongan kader dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur banyak yang berangkat menggunakan jalur darat pada Jumat sore atau malam ini. Untuk kebutuhan mandi pagi, biasanya di rest area tol dan kemudian lanjut ke tempat acara” kata Bayu dari Jakarta, Jumat (23/6/2023).
Nah, dengan kondisi peserta yang mencapai ratusan per rombongan, tentu akan memakan waktu lama jika mandi dilakukan secara normal seperti saat di rumah atau penginapan. Buntutnya, akan menyebabkan antrean panjang yang menyebabkan rombongan tidak tepat waktu di tempat acara.
“Jika waktu sangat mepet, mandi dilakukan secara cepat. Bahkan jika terdesak waktu, bisa disiasati dengan membersihkan hanya bagian tertentu seperti wajah atau cuci muka. Juga area genital terutama untuk perempuan,” kata Bayu.
Baca juga: Cek! Ini Daftar Gate 38 DPC PDI Perjuangan Se-Jawa Timur di GBK
Dokter Bayu menambahkan, penggunaan hand sanitizer juga disarankan. Sesering mungkin membersihkan telapak tangan dan sela-sela jari dan kuku.
Dengan tips sederhana itu, Dokter Bayu berharap peserta senantiasa terjaga kesehatannya dan bisa mengikuti acara sebagaimana mestinya.
“Dan berkumpul kembali bersama keluarga di rumah dalam keadaan tetap bugar,” katanya. (hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS