JAKARTA – Sekretaris Kabinet Pramono Anung memaparkan konsep Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang Indonesianisme.
Menurut Pramono, Presiden Jokowi membahasakan konsepnya dengan sederhana sebagaimana dalam sambutan presiden saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-72.
Yakni menginginkan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote menikmati pembangunan secara merata. Tidak lagi menjadi Jawa sentris.
Pramono menyebut, apa yang dilakukan Jokowi seperti di Papua misalnya, yakni membuat harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi sama dengan harga di Jawa, Jakarta dan dimana-mana.
“Tujuannya cuma satu, adalah pemerataan,” kata Pramono Anung, di acara Indonesianisme Summit 2017 yang diselenggarakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB), di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (9/12/2017).
Dia mengingatkan, berulang kali Jokowi mengatakan, di Jawa ini BBM naik dari Rp6.500 misalnya menjadi Rp7.000 saja, demonya itu berbulan-bulan.
Sementara di Papua, sebutnya, bertahun-tahun harga BBM Rp 60.000 bahkan di Puncak Jaya bisa sampai 100.000, mereka tidak pernah demo.
“Itulah yang kemudian menjadi spirit Presiden untuk melakukan pemerataan pembangunan. Bahkan di Papua juga dibangun jalan 4.300 Km, untuk membuka Papua,” terang mantan Sekjen PDI Perjuangan ini.
Dia menjelaskan, Jokowi menerjemahkan Indonesiaisme ini dalam 3 hal. Yakni konektivitas dengan membangun infrastruktur yang ada dan menjadi prioritas utama, membangun sumber daya manusia (SDM) yang saat ini sedang dilakukan dan menjadi prioritas utama, serta mengatasi ketimpangan baik dalam gini ratio hingga kemiskinan.
“Sekarang ini, kemiskinan Indonesia masih di 10 koma atau hampir 11 persen dan Presiden menginginkan bahwa kemiskinan kita harus turun di bawah 10 persen. Maka pekerjaan seperti itu bukan pekerjaan yang mudah, tidak ringan, harus kerja keras,” jelas Pramono.
Seskab juga menyebutkan, baru pertama kali dalam hampir 15 tahun, Indonesia mendapatkan peringkat investment grade, walau masih BBB-, dari 3 lembaga rating dunia yang utama.
Ketika pertemuan Bank dunia dengan Presiden Jokowi, lanjut seskab, Bank Dunia memperkirakan pada akhir 2017 kita sudah pada tingkat BBB+.
Ditegaskan Pramono Anung, kalau itu terjadi artinya biaya kita yang selama ini mahal untuk membangun bisa menjadi lebih murah.
Kepercayaan publik dunia, sambung dia, juga menjadi meningkat, bahkan Indonesia sekarang menjadi ranking nomor 4 investasi dunia. Ia menambahkan sebagai negara besar dengan penduduk besar, Indonesia sudah ranking 2 setelah AS dalam hal perbaikan peringkat kemudahan berusaha.
Tentunya, lanjut Pramono Anung, ini tidak datang dengan sendirinya, kerja keras dilakukan. “Walaupun kalau kita lihat di sosial media bagaimana kerasnya kritik terhadap Presiden, tapi tetap fokus bekerja, bekerja, bekerja untuk memperbaiki hal yang ada,” katanya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS