Selasa
26 November 2024 | 11 : 51

Tidak Ada Payung Hukum, Fraksi PDI Perjuangan Kota Malang Soroti Pemotongan TPP ASN

pdip-jatim-harvad-kota-malang3

MALANG – Pemotongan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) ASN oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mendapatkan sorotan dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Malang. Harvad Kurniawan mengutarakan, belum ada regulasi yang jelas yang berkaitan dengan pemotongan TPP ASN.

Dia menjelaskan, penerapan kebijakan ini memiliki unsur kekeliruan. Pasalnya, regulasi yang mengatur TPP ASN hanya meliputi tiga hal, yaitu terlambat masuk kerja, pulang kerja belum waktunya, dan tidak masuk kerja.

“Belum ada regulasi yang jelas dari Pemkot Malang bahwa TPP dipotong bukan karena 3 hal dalam Perwal. Pemotongan TPP ASN Pemkot Malang tidak dibenarkan oleh regulasi,” ungkap Harvad Kurniawan, Sabtu (28/8/2021).

Menurutnya, landasan pemberlakuan pemotongan TPP ASN berupa surat edaran maupun surat lainnya yang dikeluarkan oleh Pemkot adalah hal yang tidak dapat dibenarkan.

“Jika dana potongan TPP ASN dihimpun di rekening, maka menjadi pertanyaan rekening semacam apa yang dipakai,” terangnya.

Penghimpunan pemotongan dana dari hasil TPP ASN, lanjut Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang tersebut, meskipun dikoordinir dan mengatasnamakan Pemkot Malang tidak memiliki payung hukum yang kuat.

Sehingga dana yang terhimpun tersebut, tidak memiliki alur pertanggungjawaban yang jelas terkait dengan penggunaan dan peruntukan dana tersebut di kemudian hari.

“Dalih potongan TPP sebagai sumbangan dari ASN untuk penanganan Covid-19 tidak boleh bersifat terorganisir dan sistematis melalui organisasi perangkat daerah. Surat yang dikeluarkan oleh PD dianggap bersifat memaksa, sehingga bisa disebut pungli yang seolah-olah dilegalkan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika juga menyesalkan adanya kebijakan pemotongan TPP ASN oleh Pemkot Malang.

“Dari awal saya sudah tidak setuju jika ada pemotongan tunjangan atau apapun potongan terhadap ASN. Justru ini bisa memunculkan masalah baru,” jelas Made.

Made berpandangan, masih banyak cara yang bisa diambil oleh Pemkot Malang untuk bisa menambah anggaran dalam menangani Covid-19 tanpa harus secara paksa memotong hak dari ASN.

Dia menyarankan Pemkot Malang untuk tidak mengambil kebijakan yang sifatnya kontroversial. Terlebih secara payung hukum tidak ada yang mengatur mengenai potongan TPP ASN yang dilakukan oleh Pemkot Malang. “Jika alasan amal dan berbagi setiap bulan mereka sudah dipotong lewat Baznas. Itu saja dimanfaatkan secara optimal dulu. Kita juga belum tahu berapa saldo di Baznas saat ini,” tutur Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang tersebut. (ace/set)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...