PONOROGO – Kegembiraan tidak terperi tergambar di wajah-wajah warga Desa Wayang, Kecamatan Pulung, khususnya Dusun Mutih dan Krajan. Betapa tidak, penantian dan perjuangan panjang selama 30 tahun untuk mendapat aliran listrik akhirnya terealisasai. Ini tak lepas dari campur tangan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Johan Budi Sapto Pribowo.
Beberapa bulan lalu, dalam kunungannya ke Ponorogo, Johan Budi, sapaan akrabnya, disambati warga Dusun Mutih dan Dusun Krajan. Mereka sambat perihal belum adanya aliran listrik ke dusun mereka.
Padahal berbagai upaya sudah dilakukan. Akan tetapi, hasilnya belum terlihat. Setelah aspirasi itu sampai ke Johan Budi, 3 bulan kemudian terealisasi; tiang-tiang listrik dari PT PLN dikirimkan dan dipasang di 2 dusun tersebut.
“Terima kasih kepada pak Johan Budi. Karena dengan bantuan listrik ini, dusun kami akan segera menyala. Dulu beberapa kali kami ajukan proposal, tapi tidak ada kabar beritanya. Alhamdulillah, tiang listrik segera dipancang,” kata Subari, Kepala Desa Wayang, Rabu (1/9/2021).
Subari juga menjelaskan, pengajuan pemasangan tiang listrik dan pengadaan kabel besar di 2 dusun tersebut sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Namun belum ada respon. Baru ketahuan di belakang hari, ternyata proposal itu menguap begitu saja, tidak teregristasi.
Sementara itu, Maryono, salah satu warga Dusun Mutih, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, karena sebentar lagi listrik akan menyala di rumahnya dan juga penduduk Mutih yang jumlahnya 302 jiwa.
Menurut Maryono, pernah seseorang berjanji akan mengupayakan aliran listrik setahun lalu, tapi nyatanya hanya janji-janji saja. Padahal sudah kadung membayar 1 juta rupiah kepada oknum tersebut bersama dengan 8 warga lainnya. Dengan adanya sambungan listrik, maka perekonomian warga juga ikut terdongkrak.
“Selama ini kami mengambil, nyabang, dari tetangga yang letak rumahnya dekat dengan tiang listrik terjauh di Wayang. 450 Watt dibagi-bagi, jadi ya kecil sekali, tidak bisa untuk apa-apa. Terima kasih, Pak Johan Budi. Alhamdulillah, akhirnya kami dapat listrik,” jelas ayah dua anak itu.
Selama ini warga yang berpenduduk 100 KK itu mengandalkan listrik yang sangat minim dari tetangga yang memiliki jaringan listrik sebesar 450 Watt, yang dibagi-bagi beberapa keluarga. Saking kecilnya suplai listrik, sehingga warga setempat tidak bisa mengakses air dari sumbernya. Padahal di desa tersebut terdapat sumber air yang melimpah dari Sumber Beji. Namun karena letak Dusun Mutih di atas perbukitan, paling atas di antara 2 dusun lainya, Krajan dan Selopuro, sehingga air tidak bisa mengalir. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS