
SURABAYA – Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, Yogyakarta dan Surabaya punya kesamaan. Yakni sama-sama sebagai tempat kelahiran tokoh bangsa yang kemudian menjadi Presiden RI.
“Kota Surabaya dan Yogyakarta punya kesamaan. Surabaya tempat Bung Karno lahir, 6 Juni 1901, yang kemudian menjadi Bapak Bangsa sekaligus Presiden ke-1 Republik Indonesia. Dan, Yogyakarta tempat kelahiran Presiden ke-5 Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Adi Sutarwijono.
Hal itu dia sampaikan di sela menerima kunjungan Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (4/2/2020).
Rombongan DPRD DIY dipimpin Ketua Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan Eko Suwanto. Kedua pihak mendiskusikan sinergi DPRD dengan media massa dalam memperkuat Demokrasi Pancasila.
Menurut Eko, Surabaya dan Yogyakarta juga punya tantangan yang sama dalam memperkuat Pancasila.
“Kedua kota menghadapi tantangan tentang intoleransi dan terorisme. Media massa merupakan partner kami di DPRD Yogyakarta untuk menyampaikan gagasan tentang penguatan Pancasila, dalam semua aspek. Juga penguatan ide-ide kebangsaan dan Bhineka Tunggal Ika,” kata Eko.

Adi Sutarwijono menambahkan, DPRD Surabaya juga bersinergi dengan kalangan jurnalis. Media massa adalah tempat yang efektif untuk membantu mempromosikan tentang gagasan-gagasan yang digali dari nilai-nilai Pancasila.
“Pemerataan kue-kue pembangunan di Surabaya, menjadi wujud konkret nilai-nilai Pancasila, terutama keadilan sosial,” terang Awi, sapaan Adi Sutarwijono.
Dia menambahkan, DPRD Surabaya bersama Wali Kota Tri Rismaharini sangat getol turun ke rakyat. Ini untuk memastikan bahwa praktik-praktik kebijakan pemerintahan di lapangan telah menyentuh langsung pada rakyat. “Terutama kaum papa dan yang tidak berdaya,” ujarnya.
Mantan wartawan ini mengatakan, sudah menjadi suratan takdir Surabaya tumbuh sebagai kota urban. Semua lapisan masyarakat, dari berbagai daerah, golongan dan berbagai agama, singgah dan tinggal di Kota Pahlawan ini.
“Di Kota Surabaya, semua bisa hidup berdampingan, menerapkan gotong-royong, seperti diajarkan Bung Karno,” kata pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini.
Dalam kunjungan kerjanya di Kota Pahlawan, wakil rakyat dari Kota Gudeg itu juga singgah dan melihat rumah kelahiran Bung Karno di Peneleh. Juga, rumah peninggalan HOS Tjokroaminoto, tempat indekos Soekarno muda bersama tokoh-tokoh pergerakan yang lain.

Rombongan mengunjungi rumah kelahiran Bung Karno di Jalan Pandean Gang 4 No. 40, kawasan Peneleh, usai dialog di Gedung DPRD Surabaya. Mereka juga melihat rumah peninggalan HOS Tjokroaminoto, tempat Bung Karno muda indekos bersama tokoh-tokoh pergerakan lain.
“Tidak lengkap rasanya jika kita tidak singgah ke rumah kelahiran Bung Karno, penggali Pancasila sekaligus Bapak Pendiri Bangsa,” kata Eko Suwanto.
Di rumah kelahiran Bung Karno di kawasan Peneleh, rombongan dari Yogya yang didampingi Adi Sutarwijono disambut Ibu Jamilah, yang menempati rumah itu. “Di kamar ini konon Bung Karno dilahirkan,” kata Jamilah.
Rumah di gang kecil itu ditetapkan Walikota Surabaya sebagai bangunan cagar budaya. “Terima kasih Bu, telah merawat rumah kelahiran Bung Karno,” kata Eko Suwanto.
Di rumah peninggalan HOS Tjokroaminoto, Eko dan rombongan sempat naik ke bangunan atas. Ada ruangan tempat Bung Karno belajar pidato dan berdiskusi dengan rekan-rekannya.
Eko Suwanto membayangkan dulu sewaktu Bung Karno belajar pidato dan mengenyam berbahagia pikiran kebangsaan dan kerakyatan.
“Terima kasih Ibu Wali Kota Surabaya, Bu Risma, yang telah merawat rumah peninggalan Pak Tjokro,” ucapnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS