SURABAYA – Pasangan cawali-cawawali Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana menyerahkan proofing (contoh cetak) alat peraga kampanye (APK) ke KPU Surabaya, Selasa (6/10/2015). Tema desain APK Risma-Whisnu adalah “Iki Suroboyo”, dengan mengganti huruf “y” dengan tangan mengacungkan dua jari.
Penyerahan dilanjutkan penandatanganan proofing APK oleh perwakilan dua pasangan calon, baik dari Risma-Whisnu, maupun Rasiyo-Lucy.
“Kita telah menyerahkan lengkap desain APK sesuai yang diminta KPU. Sayangnya, tidak semua APK bisa ditandatangani proofingnya, karena tim Rsiyo-Lucy belum menyerahkan desain model spanduk,” kata Anugrah Ariyadi, koordinator bidang hukum Tim Kampanye Risma-Whisnu.
Iki Suroboyo menggunakan warna dasar merah sebagai simbol partai pengusung, yakni PDI Perjuangan. Menurut juru bicara Tim Pemenangan Risma-Whisnu, Didik Prasetiyono, “Iki Suroboyo” menjadi tema kampanye dengan filosofi, bahwa di tanah ini, Surabaya, seluruh warga menggantungkan harapan dan perjuangan hidupnya kearah yang lebih baik.
“Semangat pantang menyerah “Iki Suroboyo” telah menjadi ciri Arek Suroboyo sejak dulu. Bahkan Bung Tomo dan pejuang kemerdekaan telah membuktikan pada 10 November 1945,” kata Didik.
Menurut Didik, dunia mengakui pertempuran 10 November 1945 Surabaya menjadi salah satu perang terdahsyat setelah Perang Dunia II. Bagi Inggris, ini adalah perang yang tidak terlupakan, mereka kehilangan dua jenderal sekaligus.
Bahkan di Perang Dunia II pun mereka tak mengalami hal itu. Dan ini adalah Surabaya, atau dengan logat khas arek suroboyo “IKI SUROBOYO”
“Arek-arek (pemuda) Suroboyo berjuang seperti banteng ketaton (banteng terluka) mengamuk ke arah posisi-posisi musuh. Pihak Inggris menyebutkan, bahwa berdasarkan data yang mereka kumpulkan, tercatat “hanya” 6.000 korban tewas di pihak Indonesia,” ujar Didik.
Tetapi tokoh Surabaya, Dr. Ruslan Abdul Gani, dalam satu kunjungan ke Inggris, mendapat kesempatan untuk melihat arsip nasional. Dia di antaranya melihat catatan mengenai jumlah korban yang tewas. Abdul Gani menulis:
“Pihak Inggris menemukan di puing-puing kota Surabaya dan di jalan-jalan 1.618 mayat rakyat Indonesia ditambah lagi 4.697 yang mati dan luka-luka. Menurut laporan dr. Moh. Suwandhi, kepala kesehatan Jawa Timur, dan yang aktif sekali menangani korban pihak kita, maka jumlah yang dimakamkan secara massal di Taman Bahagia di Ketabang, di makam Tembokgede, di makam kampung-kampung di Kawatan, Bubutan, Kranggan, Keputran, Kembang Kuning, Wonorejo, Bungkul, Wonokromo, Ngagel dan di tempat-tempat lain adalah sekitar 10.000 orang. Dengan begitu dapat dipastikan bahwa sekitar 16.000 korban telah jatuh di medan laga bumi keramat kota Surabaya.”
Pasangan Risma-Whisnu, imbuh Didik, ingin kembali mengangkat semangat juang tersebut di bumi keramat Surabaya. Juga memohon doa restu seluruh warga Surabaya, bahwa sekarang dan esok (now and then) jiwa Risma-Whisnu akan diwakafkan untuk membuat Surabaya terus maju dan mensejahterakan rakyatnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS