JEMBER – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Hari Puteri Lestari, menyampaikan pentingnya moderasi beragama pada kaum perempuan dalam pencegahan penyebaran paham radikalisme di tengah masyarakat. Hal tersebut mengingat semakin banyaknya kaum perempuan yang terlibat di garda depan aksi ekstremisme.
Hal tersebut disampaikan Mbak Tari, sapaan akrabnya, pada acara sarasehan bertajuk “Ugensi Beragama pada Perempuan dalam Melahirkan Generasi Toleran” yang digelar bekerja sama dengan Bakesbangpol Jember dan Forum Silaturahmi Lintas Agama dan Elemen Masyarakat (SILA EMAS Jember), Senin (13/12/2021).
Wakil ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu pun menjelaskan, bahwa, semakin aktifnya perempuan terlibat dalam gerakan radikalisme, karena saat ini para kelompok radikal memang menjadikan kaum perempuan sebagai obyek utama dalam melakukan doktrinasi paham radikal yang disusupi melalui ruang ruang keagamaan.
Menurutnya, hal tersebut karena banyak perempuan di Indonesia yang ruang pengetahuan dan interaksi sosialnya terbatas, sebab sebagian besar meraka berprofesi sebagai ibu rumah tangga, di mana orientasi pemikirannya hanya pada domain keluarga. Faktor itulah yang membuat perempuan lebih mudah untuk dipengaruhi.
“Kenapa perempuan lebih mudah untuk disusupi paham radikal, karena mayoritas perempuan kita menjadi ibu rumah tangga, di mana yang menjadi domain meraka tentu hanya urusan domestik keluarga, dan tentu saja membuat ruang ruang edukasi dan interaksi sosial meraka terbatas,” terangnya.
“Kalaupun ada ruang untuk bersosial paling banyak meraka mengikuti majelis keagamaan, karena cenderung suaminya tidak akan melarang, dibandingkan dengan kegiatan lain. Di sanalah kelompok radikal memanfaatkan momentum itu untuk mendoktrin paham radikal,” imbuhnya.
Sebab itu, tambah Mbak Tari, penguatan tentang moderasi beragama menjadi penting untuk diberikan pada kamu perempuan, karena akan membuka wawasan dan pemahaman tentang ancaman intoleransi dan radikalisme.
“Untuk mengantisipasi agar perempuan tidak lagi jadi sasaran paham radikal, maka forum seperti ini menjadi sangat penting, sebagai ruang untuk penguatan peran perempuan. Kita jangan sampai memberi celah sekecil apapun terhadap radikalisme. Setelah ini mari sama-sama kita bergandengan tangan, saling mendukung, saling jaga, dari bahaya paham radikal yang menyasar perempuan di Kabupaten Jember,” jelas Tari.
Selain itu, lanjutnya, dalam keluarga, peran perempuan atau ibu dinilai sangat penting untuk mengajarkan toleransi, karena ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya.
“Harus dipahami juga bahwa ibu memiliki peran vital dalam keluarga, terutama dalam memberikan edukasi pada anak-anaknya. Jika ibu tidak memiliki pemikiran yang moderat atau toleran, maka akan berdampak bagi generasi ke depannya,” ujar Tari.
Sementara itu, Ignatius Sumarwiadi, Ketua SILA EMAS Jember, mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini, pihaknya ingin mewujudkan kebhinekaan di dalam perbedaan keagamaan yang merupakan realitas bangsa.
“Kami sangat berharap, forum-forum semacam ini tidak berhenti sampai di sini. Kami ingin membangun penguatan tentang bagaimana memahami agama yang baik dan benar, serta memberi edukasi tentang integritas berbangsa dan bernegara, khususnya untuk perempuan agar mereka tak lagi jadi obyek doktrinasi paham radikal,” paparnya. (ryo/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS