JAKARTA – PDI Perjuangan ingin menjaga konsepsi kawasan hijau dan ruang publik Gelora Bung Karno (GBK), yang dibangun di era Presiden Soekarno.
“Kita tidak ingin GBK didominasi menjadi pusat bisnis tapi menjaganya sebagai ruang publik yang hijau dan pusat olahraga,” jelas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Minggu (21/3/2021).
Hal ini disampaikan Hasto sebelum aksi tanam pohon serta tebar benih ikan di Waduk Rawa Lindung, Jakarta Selatan. Di lokasi itu, Hasto didampingi Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dan sejumlah Ketua DPP PDIP.
Secara bersamaan, kegiatan serupa berlangsung di area Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.
Hasto menjelaskan, belakangan publik Indonesia merasa marah dan tersinggung dengan apa yang terjadi dengan atlet bulutangkis kita di All England.
Hal itu bukanlah hal yang asing. Sebab rasa itu muncul karena adanya nasionalisme atau rasa cinta tanah air yang tinggi.
Menurutnya, perasaan itu pula yang sangat dipahami Proklamator RI Bung Karno ketika membangun GBK.
Hasto mengatakan GBK dibangun dengan sebuah semangat besar kemajuan Indonesia Raya, termasuk di kancah internasional. Landasannya adalah nasionalisme yang tinggi.
“Bung Karno memahaminya sehingga GBK dibangun sebagai pusat penggemblengan atlet nasional untuk berprestasi internasional. Bukan sebagai pusat bisnis,” ujar Hasto.
“Semangat nasionalisme itu juga sebagaimana ditunjukkan dalam semangat Games of the New Emerging Forces atau Ganefo. Ganefo lahir karena protes Indonesia atas keiikutsertaan Israel dalam Olimpiade tahun 1962,” tambah Hasto.
Komitmen PDI Perjuangan menjaga dan merawat GBK yang hijau, lanjut Hasto, juga dilandasi kecintaan Megawati pada lingkungan. Hal ini ditempa langsung oleh ayahandanya, Bung Karno.
“Sikap cinta lingkungan itulah yang diterjemahkan dalam politik hijau di PDI Perjuangan. Sehingga hari ini dilakukan penanaman pohon di GBK. Agenda ini tentunya telah dikoordinasikan dengan pengelola GBK,” urai Hasto.
“Di area GBK, Ibu Megawati menitipkan 3 pohon baobab untuk ditanam secara segitiga atau triangle dengan memperhitungkan jaraknya. Karena pohon itu menyerap air dan tumbuh tinggi dan besar,” jelas Hasto.
Megawati yang juga dikenal sebagai Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia menyampaikan pesan terkait pohon baobab yang cukup eksotik serta langka dari Afrika tersebut.
“Ibu Megawati berpesan agar semua pohon yang akan ditanam mendapat perawatan yang baik. Termasuk untuk pohon yang telah ditanam pada gelombang l dan ll beberapa waktu lalu,” tambah Hasto.
Melalui agenda ini, menurut Hasto, PDIP ingin menyampaikan pesan pentingnya menjaga GBK, untuk tidak lagi hanya dikerjasamakan yang tujuannya untuk bisnis.
“GBK ini sebagai ruang publik masyarakat mendapatkan udara segar. Ruang publik untuk bersosialisasi, berdialog dan berolahraga di situ,” ujarnya.
“Begitu harapannya melalui gerakan penghijauan ini,” urai Hasto yang dalam beberapa bulan ini kerap terlihat bersepeda di area GBK. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS