SURABAYA – Mekarnya bunga tabebuya di beberapa jalan protokol di Surabaya menjadi perhatian publik, termasuk anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Agatha Retnosari.
Meski sudah memasuki musim penghujan, maraknya bunga tabebuya ini membuat Kota Surabaya terasa lebih indah dan rindang.
Agatha mengapresiasi semangat Wali Kota Tri Rismaharini, yang memang getol menghijaukan Surabaya. Buktinya, yaitu dengan berbunganya pohon Tabebuya yang membuat semakin indah dan romantisnya jalanan di Kota Surabaya.
Legislator yang duduk di Komisi E DPRD Jatim ini mengatakan, terawatnya taman dan pohon-pohon di Surabaya, termasuk Tabebuya merupakan perwujudan pembangunan kota berwawasan lingkungan.

Apalagi di tengah kehidupan warga metropolitan yang terkadang keras, keberadaan bunga-bunga tersebut, menurut Agatha, bisa menenteramkan jiwa warga Kota Pahlawan. “Ini bisa mengurangi tingkat stres karena tekanan pekerjaan,” kata Agatha, kemarin.
Agata yang juga Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPRD Provinsi dari Dapil Jatim I ini menambahkan, bagi kota sebesar Surabaya dengan penduduk lebih dari 3 juta jiwa, memang perlu banyak ruang untuk relaksasi warga.
Dia menyebut , ruang terbuka hijau dan persebaran tanaman cantik, bisa menjadi salah satu oase bagi warga untuk melepas beragam tekanan hidup khas masyarakat urban.
“Jika tak ada ruang untuk mengambil jeda di tengah kompetisi yang keras, tingkat stres warga akan meningkat. Masyarakat menjadi tidak bahagia, keluarga tidak bahagia, ujung-ujungnya anak-anak dirugikan,” paparnya.

Semangat dari Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini mengingatkan Agatha dengan kiprah Presiden pertama RI, Ir Soekarno, yang sangat menghargai tanaman.
“Bung Karno mencintai tanaman, karena masa kecilnya yang dekat dengan alam. Dalam buku otobiografinya, dikisahkan bagaimana Bung Karno di masa kecil dan teman-temannya sangat senang bila sebuah pohon tumbuh. Mereka biasa bermain dari dedaunan di pohon tersebut,” ucapnya.
Dia lantas menceritakan, sewaktu dibuang ke Ende oleh pemerintahan kolonial, Soekarno menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang negara di bawah pohon sukun.
“Ketenangan hati berada di teduhnya pepohonan membuat Bung Karno mampu menelurkan banyak gagasan besar tentang republik ini,” tuturnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS