BLITAR – Acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDI Perjuangan Jawa Timur di aula Gedung Kesenian Aryo, Kota Blitar, Senin (21/6/2021) diawali dengan suguhan pertunjukan sendratasik (seni drama, tari, dan musik) yang memukau.
Sendratasik yang di antaranya menampilkan seni teater kolosal “Lahirnya Putra Sang Fajar” ini dilakukan kalangan muda pegiat seni dari sanggar binaan Banteng Kota Blitar.
Baca: Buka Rakerda, Mindo Minta 3 Pilar Partai se-Jatim Rajin Turun ke Desa
Ketua Panitia Acara Rakerda PDI Perjuangan Jawa Timur, Erma Susanti menjelaskan, pihaknya sengaja menampilkan pertunjukan dengan tema seputar sang proklamator.
Sebab, selain digelar di Bumi Bung Karno Kota Blitar, rakerda kali ini digelar di momen Bulan Bung Karno yang diperingati oleh kader Banteng selama satu bulan penuh.

“Di sendratasik sengaja kita tampilkan dengan tema lahirnya Putra Sang Fajar, sosok Bung Karno yang sudah berjasa menggali nilai-nilai Pancasila 1 Juni yang jadi dasar negara dan jadi panduan bagi bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya,” terang Erma.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini lantas mengutip Trisakti Bung Karno, yang menurutnya, harus jadi pegangan bagi kader Banteng, baik yang di struktural, legislatif, maupun eksekutif. Yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
Baca juga: Di Forum Rakerda, Kusnadi Beber Pentingnya Media Sosial bagi Partai
“Dengan terwujudnya Trisakti Bung Karno, kita bisa mencapai Indonesia yang jaya. Itulah makna yang ingin kita tampilkan di sendratasik itu,” beber politisi yang juga anggota DPRD Provinsi Jatim ini.
Sendratasik diawali dengan tarian sambutan khas Jawa Timur, yang sekaligus merupakan manifestasi sebuah perjuangan, Tari Remo. Lalu disusul teater kolosal Lahirnya Putra Sang Fajar dengan iringan tetarian dan wayang kulit.

Atraksi seni di pembukaan Rakerda dibawakan pegiat seni tergabung dalam sanggar Guyub Ing Budaya yang berlokasi di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Pertunjukan teater kolosal Lahirnya Putra Sang Fajar merupakan kolaborasi antara Guyub Ing Budaya dan Teater Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar.
Sanggar binaan PAC PDI Perjuangan Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar ini sudah berdiri sejak 1986. Saat ini anggotanya sekitar 100 anggota terdiri dari seniman musik tradisional, jaranan, teater, tari, wayang orang, dan ludruk.
Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Sukorejo, Nurali mengatakan, anggota sanggar didominasi kalangan muda berusia 15-30 tahun. Pihaknya membina anak-anak muda di bidang seni budaya dengan harapan tidak kehilangan kepribadian dan budayanya.
“Jadi meskipun anak-anak nanti melancong kemanapun, kalau sudah ditanamkan kebudayaan, insya Allah mereka akan tetap cinta bangsa,” jelas ketua pembina Sanggar Guyub Ing Budaya ini. (sani/pr)