Apa makna Islam bagi Mas Jokowi?
Bagi saya, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, keselamatan, keadilan, dan kesejahteraan. Saya bangga menjadi seorang Muslim, karena saya dapat menimba nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, yang itu sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian dan mental saya.
Di dalam al-Quran, kita diajarkan agar selalu sabar dan melaksanakan shalat. Kedua hal itu saya pegang teguh dan laksanakan dengan baik. Di saat muncul fitnah dan kampanye hitam, misalnya, saya selalu sabar dan tak pernah lupa menunaikan shalat, sembari berdoa semoga mereka yang punya niat jahat diberi hidayah.
Intinya, seorang Muslim harus menjadi contoh yang baik bagi orang lain, baik sesama Muslim ataupun umat agama-agama yang lain. Saya setuju Gus Dur, bahwa kita harus menjadi seorang Muslim yang selalu menebarkan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin)
Seberapa sering Mas Jokowi membaca al-Quran?
Sejak kecil, saya dididik oleh kedua orang tua untuk mengaji al-Quran. Orang tua saya ingin agar saya dan adik-adik saya bisa mengaji. Itu sangat berarti bagi saya hingga sekarang ini, karena saya bisa membaca al-Quran.
Saya selalu menyempatkan baca al-Quran dan menghayati maknanya. Bahkan, saya gunakan waktu luang untuk menghafalkan beberapa ayat di dalam al-Quran. Apalagi di bulan Ramadhan, saya gunakan untuk membaca al-Quran.
Pelajaran dan pesan apa yang mas Jokowi ambil dari al-Quran?
Ada dua hal penting yang saya pelajari dari al-Quran, yaitu Iman dan Amal Saleh. Setiap Muslim, kita harus memantapkan iman kepada Allah SWT sebagai bagian dari “hablum minallah”, hubungan kita dengan Allah sebagai Sang Khaliq, Pencipta kita dan seluruh alam semesta.
Di samping iman yang kokoh, Islam mengajarkan kita agar menerjemahkan iman dalam tindakan nyata, yang berdampak positif bagi kemanusiaan. Islam mengajarkan kita pentingnya “hablum minannas”, hubungan horisontal sesama manusia. Karenanya, amal shaleh merupakan ajaran yang penting di dalam Islam.
Selama dipercaya rakyat untuk memimpin Kota Solo dan DKI Jakarta, saya selalu meniatkan amanah tersebut dalam rangka beramal shaleh, bekerja yang sungguh-sungguh untuk kesejahteraan rakyat. Saya ingin agar amal shaleh ini menjadi tindakan nyata bagi setiap umat Islam, terutama bagi mereka yang dipercaya rakyat untuk menjadi pemimpin mereka.
Pelajaran apa yang paling berharga dari keteladanan Rasulullah SAW?
Rasulullah SAW adalah panutan kita semua. Yang saya ambil dari beliau adalah ajaran cinta dan kasih-sayang. Sebagai Nabi, beliau sangat mencintai umatnya. Sebagai pemimpin, beliau melindungi semua kelompok, baik di dalam kelompok Muslim maupun kelompok dari agama-agama lain. Misalnya, ketika Nabi menjadi pemimpin di Kota Madinah, beliau memimpin umatnya yang beragam dengan cinta.
Selain itu, saya belajar dari Rasulullah SAW bagaimana seorang pemimpin harus mempunyai ketegasan dalam memegang prinsip. Meskipun begitu, tegas bukan berarti kasar dan keras, apalagi tidak mampu mengendalikan diri. Di situ, sekali lagi, ajaran cinta Rasulullah SAW berada di balik ketegasannya dalam memimpin umat.
Bagaimana orang tua mengajarkan Mas Jokowi dalam memahami dan menjiwai nilai-nilai keislaman?
Orang tua saya selalu mengajarkan hidup disiplin, sederhana, dan jujur. Nilai-nilai itu sangat ditekankan di dalam keluarga saya. Islam, menurut orang tua saya, ibarat seperti “garam” tidak terlihat tapi terasa dalam perilaku sehari-hari. Islam mestinya tidak seperti gincu, terlihat di permukaan, tapi tidak terasa dampaknya.
Intinya, Islam tidak hanya mengajarkan kata-kata, melainkan yang jauh lebih penting adalah keteladanan. Rasulullah SAW diutus ke muka bumi semata-semata sebagai teladan baik bagi kita semua.
Bagaimana Mas Jokowi menanamkan nilai-nilai keislaman di dalam keluarga?
Saya banyak belajar dari kedua orang tua saya dalam mengajarkan nilai-nilai keislaman. Mereka mendidik pentingnya rukun iman dan rukun Islam. Mereka selalu menekankan kepada saya dan adik-adiknya agar mengaji dan shalat. Itu penting. Selebihnya, mereka mengajarkan kepada saya agar hidup sederhana, jujur, dan mandiri. Orang tua selalu menasihati agar hidup bermanfaat bagi orang banyak.
Sebagai mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, apa saja yang Mas Jokowi lakukan untuk pengembangan organisasi keislaman dan lembaga pendidikan Islam?
Sebagai kepala daerah, baik Walikota Solo maupun Gubernur DKI, saya selalu membangun komunikasi yang baik dengan ormas Islam dan lembaga pendidikan. Saya selalu bersilaturahmi dengan NU, Muhammadiyah, dan beberapa ormas Islam lainnya.
Saya mempunyai konsern khusus bagi lembaga pendidikan Islam, baik pendidikan formal maupun non-formal, karena untuk kemajuan bangsa diperlukan pengembangan kualitas pendidikan. Harus diakui, wajah Islam yang toleran dan moderat di negeri ini salah satunya karena peran lembaga pendidikan Islam. Tumbuhnya kesadaran umat Islam dalam meningkatkan pengetahuan keislaman, membuat mereka mempunyai pemahaman yang benar tentang Islam, sehingga wajah Islam di negeri ini dikenal dengan smiling Islam, yaitu Islam yang penuh senyum.
Saya berharap di masa yang akan datang, lembaga pendidikan Islam dapat menjadi penopang bagi proses pembentukan revolusi mental. Pesantren telah berperan dalam membentuk karakter bangsa, karenanya lembaga pendidikan Islam dapat mendorong revolusi mental.
Apa mimpi dan cita-cita Mas Jokowi dalam mengangkat harkat dan martabat umat Islam di Indonesia?
Saya punya mimpi agar umat Islam di negeri ini menjadi kekuatan terbesar di dunia untuk mendorong perdamaian global. Demokrasi yang tumbuh subur setelah reformasi harus dijaga dengan baik, sehingga kita dipandang sebagai contoh terbaik dalam berdemokrasi.
Tapi, itu saja tidak cukup. Kita harus mendorong umat Islam agar berperan aktif dalam membangun ekonomi di negeri ini. Kita harus bersama-sama mengatasi problem kemiskinan yang masih menjadi masalah serius. Semua itu bisa dicapai dengan saling bahu-membahu dan bekerja keras untuk meningkatkan potensi pertanian, kelautan, dan industri kreatif kita.
Saya juga punya mimpi, umat Islam di negeri ini menjadi contoh untuk mengatasi masalah korupsi. Islam mengajarkan kejujuran dan kesederhanaan. Jika umat Islam di negeri ini mampu menjadi contoh bagi kehidupan bernegara yang transparan, jujur, dan bersih, maka kita bisa menjadi bangsa yang besar. Negeri ini mempunyai kekayaan yang melimpah, dan itu bisa bermanfaat bagi seluruh warga, jika para pemimpinnya tidak melakukan korupsi.
Intinya, marilah kita selalu membumikan amal shaleh dengan cara bekerja dan berbuat yang terbaik untuk negeri tercinta. Semua itu harus dimulai dari diri kita sendiri, dan sekarang saatnya.Tidak boleh ditunda-tunda lagi. Kita ketinggalan dari negara-negara lain. Kita harus mulai dari sekarang untuk kejayaan negeri tercinta ini. Mari kita jadikan Indonesia sebagai negara yang makmur dan diridhai Tuhan (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur). Al-mihrab
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS