
JAKARTA – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah minta semua pihak mengakhiri polemik soal obat dan vaksin Covid-19 yang saat ini upaya penemuannya terus dilakukan pemerintah.
“Kita seharusnya mendukung upaya pemerintah melalui kerja sama TNI Angkatan Darat, Badan Intelijen Negara (BIN), Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dan Kimia Farma untuk menemukan obat Covid -19,” kata Said Abdullah, kemarin.
Politisi PDI Perjuangan asal Sumenep, Madura ini mengapresiasi keinginan berbagai pihak untuk menemukan obat dan vaksin di dalam negeri. “Ini wujud ikhtiar nyata yang seharusnya patut kita banggakan bersama,” ujarnya.
Sebab, bila wabah ini berlarut-larut maka dunia akan menghadapi ancaman kehancuran ekonomi yang jauh lebih serius, termasuk juga angka kematian di berbagai negara yang kemungkinan akan terus meningkat.
“Begitu beratnya beban kesehatan, sosial dan ekonomi oleh warga dunia, berbagai negara berpacu dengan waktu menemukan obat dan vaksin untuk mengatasi Covid -19,” kata Said.
Pria yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengakui ada pro dan kontra beberapa soal obat dan vaksin Covid -19 ini. Namun alangkah bijaknya jika perbedaan ini diselesaikan melalui mimbar akademik-klinis.
Sebab, sebut dia, terjadinya sengketa opini para ahli di media massa justru akan menimbulkan ketidakpercayaan publik atas pihak-pihak yang sedang berupaya menemukan obat dan vaksin. Tentunya hal itu sangat kontraproduktif.
“Jadi, jika para ahli menemukan beberapa kelemahan proses dan prosedur akademik-klinis maka alangkah baiknya dibicarakan dan diselesaikan melalui mimbar atau forum yang pas,” tuturnya.
Sejak Covid -19 muncul di Wuhan, Tiongkok akhir tahun lalu, hingga kini telah menjangkiti 22,57 juta warga dunia. Hal ini mengakibatkan 791 ribu manusia meninggal dunia.
Di Indonesia Covid -19 telah menjangkiti lebih dari 144,9 ribu warga. Bahkan penyakit dengan daya penularan yang tinggi ini menyebabkan 6.346 anak bangsa meninggal dunia.

Presiden Joko Widodo sendiri telah mendorong calon vaksin dari Sinovac Biotech Ltd menjalani uji klinis fase tiga di Universitas Padjajaran.
“Kita harapkan langkah ini segera sukses, sehingga target tahun depan untuk mendapatkan vaksin sebagai cara pencegahan medis terhadap Covid -19 segera dinikmati bangsa kita,” harapnya.
Lebih lanjut, Said Abdullah mendukung langkah BPOM dan Menteri Kesehatan (Menkes) bila telah memenuhi ketentuan medis dan peraturan perundang-undangan untuk segera menerbitkan surat izin edar obat.
“Saya mendorong sesegera mungkin Menkes memasukkan kombinasi obat baru tersebut dalam protokol kesehatan pada pasien treatment Covid -19 dan pendistribusiannya secara nasional bila izin edar obat tersebut telah dikeluarkan oleh BPOM,” ucapnya.
Sebelumnya, BPOM telah mengeluarkan rekomendasi terkait calon obat dan vaksin Covid -19 buatan dalam negeri ini. Rekomendasi tersebut antara lain pemberian izin uji klinis pada 3 Juli 2020 terhadap subyek yang dipersyaratkan sebanyak 696 pasien relawan.
Pelaksanaan uji klinis diawasi dan diverifikasi oleh BPOM dan Tim Komisi Nasional Obat.
Setelah mendapat izin uji klinis oleh BPOM, peneliti Unair bekerjasama dengan BIN dan TNI AD telah melaksanakan uji klinis secara multi center di beberapa rumah sakit seperti RS Secapa TNI AD, RS Polri, Poliklinik BIN, RS Unair, dan Gedung isolasi Lamongan sejak 7 Juli sampai 4 Agustus 2020 dengan melibatkan 754 relawan.
Hasil pelaksanaan uji klinis fase 3 tersebut telah diserahkan ke BPOM pada 19 Agustus 2020. Sayangnya, upaya keras menemukan obat Covid-19 ini justru mendapatkan narasi negatif beberapa pihak melalui media massa.
Karenanya, politisi senior PDI Perjuangan ini mengharapkan media membantu bangsa dan negara ini dengan menjadi “clearing house” dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Sehingga konten-konten pemberitaan memberikan narasi optimisme dan kebangkitan bangsa Indonesia dari tekanan pandemi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS