PONOROGO – Dalam rangka memperingati hari kelahiran Pahlawan Nasional HOS Cokroaminoto yang jatuh pada 16 Agustus, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dan Wakil Bupati Ponorog, Lisdyarita, secara resmi membuka prasasti di Jalan HOS Cokroaminoto didampingi Sekda, Kapolres, dan Dandim, Senin (16/8/2021).
Prasasti tersebut merupakan bagian dari program pembangunan face off Jalan HOS Cokroaminoto yang sudah sampai di tahap akhir pembangunan. Dalam prasasti tersebut tertulis pesan bijak “Meneladani dan mewariskan hal yang baik adalah tugas kita kepada kehidupan dan generasi penerus.”
Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri, mengungkapkan bahwa meski dalam pandemi Covid-19, semua harus tetap berkarya dan tetap berinovasi.
“Di masa pandemi ini, kita tidak boleh kehilangan arah inovasi, tetap menuju satu tujuan demi bangsa dan negara, tapi tidak boleh kepleset. Ekonomi tetap jalan. Semuanya tetap berjalan, namun dengan protokol kesehatan yang ketat,“ kata Kang Giri usai membuka prasasti.
Kang Giri juga mengakui, finishing face off Kabupaten Ponorogo ini terjadi bertepatan dengan hari lahir HOS Cokroaminoto dan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia. Menurutnya, dalam pembangunan face off HOS Cokroaminoto ini sebagai potret peradaban Ponorogo, di mana karya dan pembangunan HOS Cokroaminoto bisa terwujud berkat kerjasama dan rasa kegotong-royongan rakyat, pengusaha, BUMN, dan pemerintah.
“Ndilalah kok selalu tepat. Saya dilantik pas ulang tahun saya, lha ini HOS Cokroaminoto juga bertepatan dengan ulang tahun Kota Ponorogo ke-525, juga bertepatan dengan HUT ke-76 RI. Harapan saya sesuai dengan yang tertulis di prasasti. Kita semua mampu mewariskan hal yang baik dan itu adalah tugas kita kepada kehidupan dan generasi muda,” imbuhnya.
Lebih jauh, Kang Giri mengaku bahwa pemerintah tidak akan ikut campur dalam penataan pedagang kaki lima (PKL). Melainkan harus diatur sendiri oleh mereka secara dinamis.
“Untuk penataan pedagang kaki lima nanti ada ekosistem HOS, dalam artian pemerintah daerah tidak ikut cawe-cawe dalam hal penataan siapa yang berdagang, siapa yang parkir, siapa yang menjadi suguhan musik. Semuanya harus diatur sendiri secara dinamis,” tuturnya.
“Berharap agar jalan HOS Cokroaminoto ke depan, sebagai potret peradaban Ponorogo baik sopan santun, budaya, dan perekonomian di sini,” pungkas Kang Giri. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS