
SURABAYA – Pemkot Surabaya menghentikan penggunaan empat hotel untuk isolasi pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Sebab, saat ini tidak ada pasien yang dirawat karena banyak yang sudah sembuh.
Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan biasanya sampai empat hotel di Surabaya yang digunakan sebagai tempat isolasi pasien.
“Tapi kemarin, hanya tinggal empat pasien yang masih menjalani perawatan isolasi di hotel. Empat orang itu kita percepat hasil swab-nya agar bisa keluar sehingga hotel saat ini kosong sudah dua hari ini tidak kita manfaatkan,” kata Risma, Jumat (18/9/2020).
Sementara di Asrama Haji, dari sekitar 101 pasien yang sedang menjalani perawatan, sekitar 75 orang dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Jika Asrama Haji tak lagi menerima pasien, pihaknya juga akan menghentikan isolasi di tempat tersebut.
Pemkot juga akan terus berupaya mempercepat pemeriksaan swab pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Artinya, pasien yang sebelumnya isolasi mandiri di rumah akan didorong menjalani perawatan di Asrama Haji.
“Tapi kalau mereka tidak mau ya kita akan tutup Asrama Haji, karena posisinya pasien yang mau (menjalani isolasi) di situ sudah habis,” katanya.
Risma berharap kepada seluruh masyarakat agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Sebab, kalau masih ada penularan maka hal itu akan menjadi berat.
Karenanya disiplin menjaga protokol kesehatan itu sangatlah penting dalam memutus mata rantai Covid-19.

“Artinya bahwa kita rajin cuci tangan untuk kesehatan kita, pakai masker dan jaga jarak untuk kesehatan kita itu semua bagus. Ada atau tidak ada Covid -19 ini sebetulnya perilaku yang bagus ini harus tetap kita lanjutkan,” tuturnya.
Dia pun menyebutkan, saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid -19 di Surabaya tinggi, sedangkan penularannya rendah sehingga jumlah pasien yang menjalani perawatan di hotel maupun Asrama Haji banyak yang sembuh.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, tren kesembuhan pasien dalam satu bulan ini rata-rata per hari 80 ke atas.
“Untuk menjaga tren membaik kita tidak boleh lengah, justru kita malah turun dan agak keras. Kita turun lebih sistemik dibanding kemarin-kemarinnya,” katanya.
Pihaknya bersama jajaran TNI dan Polri akan terus berupaya memutus mata rantai Covid -19. Untuk itu, penerapan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan diharapkan efektif mendisiplinkan masyarakat. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS