SURABAYA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpendapat, kunci utama kemajuan sebuah kota adalah adanya keterlibatan masyarakat dan kearifan lokal. Hal itu disampaikan Risma di acara Informal Hearings with Representatives of Local Authorities dalam rangka penyelenggaraan Konferensi Habitat III, di Markas Besar PBB, New York, 16 Mei 2016 kemarin.
Risma menggarisbawahi pentingnya rasa memiliki dan keberpihakan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan kota, yang dihasilkan melalui dialog rutin antara pemerintah daerah dengan elemen-elemen masyarakat.
“Dialog ini diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang menjadi prioritas masyarakat suatu kota,” kata Risma.
Pada kesempatan tersebut, Risma mengundang semua negara untuk menghadiri Konferensi Persiapan ke-3 (Third PrepCom) Konferensi Habitat III, yang akan diselenggarakan di Surabaya pada 25-27 Juli 2016. Konferensi ini akan dihadiri perwakilan negara-negara anggota PBB, masyarakat madani, dan akademisi dari berbagai negara.
Risma, dan Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal diundang PBB sebagai pembicara utama pada pertemuan ini, untuk memberikan pandangan pemerintah daerah mengenai pembangunan berkelanjutan di kawasan perkotaan.
Pandangan-pandangan tersebut akan menjadi masukan untuk Konferensi Habitat III, yang akan diselenggarakan di Ekuador pada 17-20 Oktober 2016.
Diundangnya Risma dan Illisa sebagai wujud pengakuan internasional atas kemajuan-kemajuan di bidang tata kota, pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup yang telah terjadi di bawah kepemimpinan mereka.
Sementara itu, Duta Besar Dian Triansyah Djani, Wakil Tetap RI untuk PBB menambahkan, melalui kerja sama dengan berbagai kota-kota lain di dunia dan organisasi internasional, Indonesia siap mendukung pelaksanaan tujuan nomor agenda pembangunan berkelanjutan 11, yang ‘membuat kota inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan’. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS