Senin
27 Oktober 2025 | 2 : 56

Rencana Penghapusan Klasifikasi Beras Dinilai Rawan Timbulkan Masalah

pdip-jatim-260422-wiwin

JOMBANG – Rencana pemerintah untuk menghapus klasifikasi beras medium dan premium menuai sorotan dari kalangan legislatif. Salah satunya datang dari Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Wiwin Sumrambah, yang menilai kebijakan tersebut berpotensi menimbulkan persoalan baru, terutama bagi konsumen dan petani.

Kebijakan yang akan menerapkan skema beras satu harga ini diklaim bertujuan menghapus praktik beras oplosan dan menyederhanakan struktur harga beras di pasaran.

Nantinya, tidak ada lagi pembagian antara beras medium dan premium, melainkan hanya diberlakukan satu jenis harga maksimum untuk beras konsumsi umum, selain kategori beras khusus.

Namun, Wiwin mengingatkan bahwa kebijakan ini tidak bisa diterapkan secara terburu-buru. Menurutnya, pemberlakukan kebijakan ini tentu akan rawan penipuan.

“Terutama soal standar kualitas pangan. Ini jelas akan merugikan konsumen,” Wiwin, Kamis (31/7/2025).

Wiwin menilai penghapusan klasifikasi justru bisa memicu manipulasi mutu beras di tingkat distribusi. Ketika konsumen tak lagi bisa membedakan kualitas berdasarkan label premium atau medium, maka risiko ketidakjujuran dalam rantai pasok menjadi lebih besar.

Selain itu, ia menyoroti dampak kebijakan ini terhadap pelaku usaha kecil dan petani lokal. “Pemerintah harusnya punya komitmen untuk mengangkat produk dalam negeri dan mendukung UKM. Tapi kalau begini caranya, justru petani yang akan dirugikan,” terangnya.

Wiwin mendesak pemerintah agar tidak gegabah dan tetap mengedepankan perlindungan konsumen jika ingin melanjutkan rencana ini. Menurutnya, penyusunan regulasi yang komprehensif menjadi syarat mutlak sebelum kebijakan tersebut dijalankan.

“Yang penting, pemerintah harus bijak dalam melihat suatu permasalahan. Kalau terlalu gampang tergiring opini tanpa mencari akar masalahnya, bisa-bisa kebijakan yang keluar justru gegabah. Pangkal persoalannya yang harus kita temukan terlebih dahulu,” tandas politisi PDI Perjuangan itu.

Seperti diketahui, skema baru yang diusulkan pemerintah akan menetapkan harga maksimum tunggal sebagai acuan, yang diambil dari rata-rata antara harga medium dan premium saat ini.

Pemerintah meyakini, pendekatan ini akan membuat harga beras lebih murah dan stabil, serta menekan celah praktik pengoplosan beras yang selama ini merugikan konsumen. (fathir/set)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Roadshow Sosialisasikan Ideologi Pancasila di Blitar, Guntur Dorong Kader Partai Siap Hadapi Tantangan Politik

BLITAR – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Guntur Wahono, roadshow menggelar Sosialisasi ...
LEGISLATIF

Mbak Puti Tekankan Pentingnya Kebijakan Jangka Panjang dalam Perkembangan Kebudayaan

SURABAYA – Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno, menyoroti pengaruh teknologi terhadap perkembangan ...
EKSEKUTIF

Pemkot Surabaya Perketat Pengawasan Hotel dan Apartemen Pasca Pesta Gay

SURABAYA – Pemerintah Kota Surabaya memperketat pengawasan terhadap hotel dan apartemen pasca terungkapnya pesta ...
UMKM

Pekan Pasar Rakyat Magetan 2025 Dibuka, Seberapa Untung UMKM?

MAGETAN – Wakil Ketua 1 DPRD Magetan, Suyatno dan Ketua Komisi B Rita Haryati menghadiri pembukaan Pekan Pasar ...
LEGISLATIF

Guntur Wahono Sosialisasikan Penguatan Ideologi Pancasila pada Masyarakat Kaki Gunung Kelud

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Guntur Wahono kembali menggelar sosialisasi penguatan ideologi Pancasila ...
LEGISLATIF

Mbak Puti di Sidoarjo, Hadiri Acara Semarak Reog Cemandi dan Bimtek Pembuatan Konten Medsos

SIDOARJO – Anggota Komisi IX DPR RI, Puti Guntur Soekarno, menghadiri sejumlah kegiatan saat melakukan kunjungan ...