SURABAYA – Insiden perkelahian antar remaja putri gegara saling ejek saat live TikTok, Selasa (28/1/2025), menuai perhatian serius. Komisi D DPRD Kota Surabaya mengimbau para remaja untuk lebih bijak menggunakan media sosial (medsos).
Anggota Komisi D, Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am, menyatakan insiden yang terjadi di depan Balai Kota Surabaya ini mencoreng citra kota.
“Jangan sampai kejadian seperti ini terulang. Teknologi berkembang pesat, tetapi kita harus bijak memanfaatkannya,” tutu Ghoni kepada wartawan di Surabaya, Kamis (30/1/2025).
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini menekankan pentingnya peran orangtua dalam mengawasi penggunaan gawai oleh anak.
“Orangtua harus aktif memonitor aktivitas anak di media sosial agar tidak terjebak dalam hal negatif,” ujarnya.
Dia juga mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memperkuat program konseling di sekolah, termasuk edukasi penggunaan media sosial.
“Langkah ini penting untuk meminimalisir dampak buruk medsos di kalangan pelajar,” sebutnya.
Pihaknya berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi masyarakat, khususnya remaja, untuk lebih cerdas menggunakan media sosial.
“Namanya smartphone, penggunanya juga harus smart,” ujar Ghoni.
Dia pun mengapresiasi respons cepat Satpol PP yang mengamankan enam remaja putri yang terlibat perkelahian tersebut.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya, M. Fikser, mengungkapkan bahwa kejadian bermula dari saling ejek saat live TikTok hingga berujung pertemuan fisik.
“Ada warga yang melapor melihat mereka berkelahi. Kami langsung amankan dan mendata para remaja tersebut,” jelas Fikser. (nia/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS