BANYUWANGI – Belum sampai satu tahun digulirkan pada awal 2024, program Padat Karya sebagai upaya pengentasan kemiskinan yang digagas Ipuk Fiestiandani, telah menjangkau 2.400 warga.
Program Padat Karya mengintervensi warga miskin yang masuk di database UGD Kemiskinan Banyuwangi. Dari data tersebut warga pra sejahtera yang masih produktif, dilibatkan dalam program padat karya lewat Dinas PU Pengairan.
Dari ribuan penerima manfaat tersebut, banyak yang berasal dari kalangan petani. Mereka meminta kepada Ipuk, agar program ini terus berlanjut karena manfaatnya sangat dirasakan.
Permintaan tersebut disampaikan ratusan petani dari Kalibaru dan Glenmore saat bertemu Calon Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Dam Sarbanti, Dusun Tegalgondo, Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru, Rabu (23/10/2024).
Koordinator petani di Kalibaru, Joko Samiono, mengatakan khusus di Dam Sarbanti, program Padat Karya ini dirasakan oleh 120 petani.
“Kami berharap program padat karya ini bisa terus dilanjutkan karena dampaknya sangat positif bagi petani,” ujar Joko.
Asmat, petani dari Krikilan, Glenmore, juga mengatakan bahwa program padat kerya tersebut sangat bermanfaat.
“Program ini membantu kami yang kurang mampu, karena bisa mendapat pemasukan tambahan. Semoga ke depan bisa diteruskan,” ujarnya.
Dalam program Padat Karya, para warga pra sejahtera dilibatkan dalam pekerjaan pemeliharaan saluran irigasi melalui kegiatan normalisasi yang tersebar di seluruh Banyuwangi.
Melalui instrumen ini, tidak hanya program pembangunan yang berjalan, namun juga berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja bagi warga miskin.
“Melalui program ini kami selain pembangunan dan pemeliharaah irigasi, juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian arus bawah, produktivitas pertanian dan kesejahteraan warga di Banyuwangi. Program ini akan kami perluas jangkauannya,” ujar Ipuk.
Politisi PDI Perjuangan itu berkomitmen terus menekan angka kemiskinan. Meskipun sudah rendah, berbagai intervensi dan instrumen terus dilakukan agar rakyat Banyuwangi benar-benar sejahtera.
Tidak hanya lewat program padat karya pengentasan kemiskinan, pemkab juga menggelar program bantuan kepada pelaku usaha mikro. Seperti bantuan alat usaha, pelatihan hingga bantuan akses permodalan.
Berkat berbagai program tersebut, angka kemiskinan di Banyuwangi turun menjadi 6,54 persen pada 2024, yang merupakan terendah sepanjang sejarah. (ars/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS