Rabu
08 Oktober 2025 | 9 : 12

Quo Vadis Investasi 2024

MH Said Abdullah

KITA tahu semua, tahun 2024 adalah tahun politik, di tengah demokrasi kita yang malah surut mundur. Saya kira investor juga memiliki banyak analis sebelum mereka melakukan investasi dan mereka menghitung seluruh risiko-risikonya.

Kita akan melaksanakan pileg dan pilpres bulan depan. Berdasarkan pada peta politik yang ada, besar kemungkinan pilpres akan berlangsung dua putaran, dan besar kemungkinan juga akan bersengketa di Mahkamah Konstitusi jika melihat kecenderungan tahapan pemilu yang tidak jurdil. Keadaan ini tentu berpotensi menimbulkan ketidakpastian usaha karena dinamika politik yang cenderung labil.

Saya perkirakan, investor akan menunggu setidaknya setahun setelah pilpres, artinya baru tahun 2025 mereka melihat perkembangan konsolidasi kekuasaan di pemerintahan dan DPR. Sepanjang konsolidasi kekuasaan hasil Pemilu 2024 belum terjadi, saya kira investor akan lebih menahan diri. Dari konsolidasi di pemerintahan itulah, pemerintah yang terpilih baru bisa menyusun kebijakan untuk meyakinkan investor.

Jadi kalau target investasi pada tahun 2024 lebih tinggi dari tahun 2023, dari Rp1.400 triliun menjadi Rp1.617 triliun, saya kira tidak mudah dicapai oleh pemerintah karena pertimbangan politik dalam negeri di atas. Selain itu, kondisi global dengan ketegangan global di Timur Tengah yang makin meluas, perang Rusia dan Ukraina belum berakhir, dan ketegangan Tiongkok dan Amerika Serikat di Asia Timur juga akan menahan arus modal masuk ke Indonesia.

Saya kira investor global akan lebih memilih di negara-negara konservatif, dengan kondisi ekonominya yang sudah stabil. Kebijakan suku bunga tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat yang belum segera berakhir pastinya masih akan menyedot Dolar Amerika Serikat bertahan di kampungnya.

Jadi saya wajar kalau Bank Dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target APBN 2024. Bank dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,9 persen, sementara asumsi makro di APBN 2024 sebesar 5,2 persen.

Saya kira investasi pada sektor pangan dan energi hijau menjanjikan imbal hasil yang baik. Apalagi kedua sektor itu didukung penuh oleh kebijakan, seperti insentif perpajakan, bea masuk, dan kemudahan kemudahan lainnya seperti perizinan. Dan saya kira siapapun yang nanti terpilih meneruskan pemerintahan berikutnya, baik dari 01, 02, dan 03, dua sektor itu niscaya akan diperkuat sebagai fokus kebijakan ke depan.

Akhirnya saya pikir berat dan berat target investasi di tahun politik ini. (*)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

HUT Ke-350 Magetan, Ziarah dan Menghayati Semangat 7 Leluhur

MAGETAN – Mengawali rangkaian kegiatan memperingati hari jadi Kabupaten Magetan, sejumlah pejabat Forum Komunikasi ...
KRONIK

Bupati Lukman Tanam Pohon di Bukit Binaol, Kembangkan Potensi Wisata Alam

BANGKALAN – Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, bersama Komunitas Mahasiswa dan Pemuda Sepulu (Kompas) melaksanakan ...
EKSEKUTIF

Dana Pusat Menurun, Eri Cahyadi Pastikan Ekonomi Surabaya Tetap Tumbuh

SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya tidak boleh mengalami ...
BERITA TERKINI

Respons Cepat Usulan Pak Tardi, Genangan Air di Lingkungan Santo Bernadus Segera Dibangun Saluran Baru

KOTA MADIUN – Upaya politisi senior PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Madiun, Sutardi, dalam menyerap ...
LEGISLATIF

Wakil Ketua DPRD Yakini SPPG Pelaksana MBG di Jember Belum Punya SLHS

JEMBER – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jember Widarto, S.S meyakini pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) oleh satuan ...
KABAR CABANG

PDI Perjuangan Beri Masukan ke KPU soal Potensi Penambahan Kursi DPRD Surabaya

SURABAYA – DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya memberi masukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal potensi ...