Selasa
26 November 2024 | 3 : 39

Quo Vadis Investasi 2024

MH Said Abdullah

KITA tahu semua, tahun 2024 adalah tahun politik, di tengah demokrasi kita yang malah surut mundur. Saya kira investor juga memiliki banyak analis sebelum mereka melakukan investasi dan mereka menghitung seluruh risiko-risikonya.

Kita akan melaksanakan pileg dan pilpres bulan depan. Berdasarkan pada peta politik yang ada, besar kemungkinan pilpres akan berlangsung dua putaran, dan besar kemungkinan juga akan bersengketa di Mahkamah Konstitusi jika melihat kecenderungan tahapan pemilu yang tidak jurdil. Keadaan ini tentu berpotensi menimbulkan ketidakpastian usaha karena dinamika politik yang cenderung labil.

Saya perkirakan, investor akan menunggu setidaknya setahun setelah pilpres, artinya baru tahun 2025 mereka melihat perkembangan konsolidasi kekuasaan di pemerintahan dan DPR. Sepanjang konsolidasi kekuasaan hasil Pemilu 2024 belum terjadi, saya kira investor akan lebih menahan diri. Dari konsolidasi di pemerintahan itulah, pemerintah yang terpilih baru bisa menyusun kebijakan untuk meyakinkan investor.

Jadi kalau target investasi pada tahun 2024 lebih tinggi dari tahun 2023, dari Rp1.400 triliun menjadi Rp1.617 triliun, saya kira tidak mudah dicapai oleh pemerintah karena pertimbangan politik dalam negeri di atas. Selain itu, kondisi global dengan ketegangan global di Timur Tengah yang makin meluas, perang Rusia dan Ukraina belum berakhir, dan ketegangan Tiongkok dan Amerika Serikat di Asia Timur juga akan menahan arus modal masuk ke Indonesia.

Saya kira investor global akan lebih memilih di negara-negara konservatif, dengan kondisi ekonominya yang sudah stabil. Kebijakan suku bunga tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat yang belum segera berakhir pastinya masih akan menyedot Dolar Amerika Serikat bertahan di kampungnya.

Jadi saya wajar kalau Bank Dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target APBN 2024. Bank dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,9 persen, sementara asumsi makro di APBN 2024 sebesar 5,2 persen.

Saya kira investasi pada sektor pangan dan energi hijau menjanjikan imbal hasil yang baik. Apalagi kedua sektor itu didukung penuh oleh kebijakan, seperti insentif perpajakan, bea masuk, dan kemudahan kemudahan lainnya seperti perizinan. Dan saya kira siapapun yang nanti terpilih meneruskan pemerintahan berikutnya, baik dari 01, 02, dan 03, dua sektor itu niscaya akan diperkuat sebagai fokus kebijakan ke depan.

Akhirnya saya pikir berat dan berat target investasi di tahun politik ini. (*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Hari Guru Nasional, Bupati Fauzi Apresiasi Dua Pendidik Raih Prestasi Tingkat Nasional

SUMENEP – Pada peringatan Hari Guru Nasional 2024, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo memberi apresoasi atas ...
KABAR CABANG

Untuk Risma-Gus Hans dan Eri-Armuji, PDIP Surabaya Gelar Doa Bersama dan Santuni Anak Yatim Piatu

SURABAYA – Memasuki hari kedua masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ...
LEGISLATIF

DPRD Surabaya Bentuk Pansus Raperda Pengembangan Ekraf

SURABAYA – Sidang paripurna ketiga DPRD Surabaya pada Senin (25/11/2024) memutuskan pembentukan panitia khusus ...
EKSEKUTIF

Usai Cuti Kampanye, Eri Pastikan Pengerjaan Proyek Strategis di Kota Surabaya

SURABAYA – Setelah dua bulan cuti kampanye Pilkada 2024, Eri Cahyadi kembali ke Balai Kota Surabaya melanjutkan ...
LEGISLATIF

Jaga Kepercayaan Rakyat dan Pastikan Pilkada Berlangsung Demokratis, Pulung Harap APH Netral

SURABAYA – Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Pulung Agustanto menyoroti pentingnya netralitas ...
KABAR CABANG

Menangkan Pilgub Jatim, DPC Kota Probolinggo Perkuat Saksi

PROBOLINGGO – Memenangkan Risma-Gus Hans di Pilkada Jawa Timur menjadi sebuah harga mati bagi kader PDI Perjuangan ...